pedalku.com – Apa yang diharapkan dari sebuah lomba lari lintas alam? Trek yang menarik, petunjuk yang jelas, marshal yang menyemangati, dan tentu air dan buah berlimpah. Nah, hampir semua itu terpenuhi di Manglayang Trail Running 2015 yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pecinta Alam Unpad Palawa.
Mengambil lokasi di Gunung Manglayang (1.818 m di atas permukaan laut) yang menjadi halaman belakang kampus Unpad, lomba lari lintas alam ini menyediakan dua pilihan: short course 10 km dan half marathon 21 km. Start di Balai Santika Unpad.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Paduan Suara Mahasiswa Unpad, peserta melakukan pemanasan. Pagi itu udara cukup dingin sehingga pemanasan membantu mengenyahkan hawa dingin selain menyiapkan tubuh untuk siap bergerak, melahap tanjakan dan mencumbu turunan.
Peserta half marathon 21 km dilepas duluan sekitar pukul 6.30. Jalan menanjak sudah menyapa peserta selepas bendera start dikibaskan. Sekitar dua kilometer peserta memasuki single track di kerimbunan pohon bambu yang membuat antrian panjang. Beruntung yang sudah berada di depan bisa terbebas dari antrian.
Tak seberapa jauh peserta sudah disuguhi pemandangan yang membius. Jalan setapak, sinar matahari pagi, langit biru dengan Gunung Manglayang berdiri kokoh di kejauhan. Melintasi kebun-kebun dan hamparan rumput coklat mengering, peserta mulai merayapi ketinggian 1.000an mdpl. Beberapa sudut track bahkan tak bisa dilalui dengan berlari. Tanjakan terjal mengharuskan peserta melangkah setapak demi setapak. Sempat melewati tanjakan di kerimbunan pohon bambu yang bagian alasnya terbakar. Daun-daun kering yang jatuh di atas tanah memang rentan terbakar.
Setelah melewati gerbang bertuliskan “Taman Keanekaragaman Hayati”, trail running yang sebenarnya dimulai. Menyisiri punggungan bukit yang mengharuskan peserta harus hati-hati kalau tidak mau terpeleset dan terjerumus ke jurang.
Selewat km 6 ada hiburan berupa turunan. Melintasi kebun tembakau. Dan seterusnya adalah spot-spot menarik yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kerimbunan pohon bambu, kebun kopi yang sayang belum berbunga, wangi pohon damar, sampai bertemu kembali dengan pohon tembakau.
Menanjak sampai ketinggian 1.273 mdpl lalu turun ke 1.100an mdpl hanya dalam jarak sekiloan membuat peserta yang suka turunan seperti orgasme. Seperti lari melayang, terlebih di sisi kiri jurang cukup dalam. Apalagi banyak obstacle seperti batu besar yang membuat langkah harus waspada. Apalagi setelah itu ketemu tanjakan menuju puncak rute 21K, yakni 1.300-an mdpl.
Secara garis besar ada tiga puncak dalam rute 21 K dengan beragam kontur dan pemandangan yang variatif. Marshal yang bersahabat dan selalu memberi semangat membuat jarak 21 km seperti tak terasa.
nice info 🙂
bagi para goweser yuk kunjungi website elementmtb.com buat yang ingin tahu tentang jenis-jenis dan tipe-tipe sepeda element..
dan jangan lupa untuk like page FB “Element MTB” yah..trimakasih ^^ salam gowes untuk semuanya 😀
wow.. itu situs resminya element ?