pedalku.com – Suatu ketika seorang teman bercerita ke saya soal sepeda dan komunitas. Saat ini dengan mudah pedalis menemui banyak komunitas gowes. Ada pedalis yang bergabung ke beberapa komunitas sekaligus. Misalnya saja komunitas gowes kantor, komunitas gowes lingkungan, komunitas gowes alumni, dan  sebagainya. Beragam komunitas itu tentu melahirkan bermacam cerita. Baik yang bagus atau buruk, senang atau sedih, lucu atau serius, inspiraif atau naif.

Cerita teman itu bermula ketika ia mengajak seorang goweser untuk gabung gowes bareng bersama komunitas sepeda kantor. Namun jawaban yang keluar dari goweser itu bikin dahi teman saya berkerut. “Wah, malu aku. Sepedaku jelek!”

Ketika melihat sepedanya, memang benar yang dikatakan goweser tadi. Mereknya bukan merek mainstream. Sementara RDnya tidak berfungsi maksimal sehingga perpindahan gigi sedikit rewel. Shifter putar pun hanya menjadi pajangan.

Saya jadi teringat dengan dua kejadian yang saya alami. Bukan kali ini saya memperoleh jawaban senada ketika mengajak seseorang gowes bareng dengan sebuah komunitas. Saya sendiri juga merasakan ada beberapa komunitas yang ekslusif. Mereka lebih antusias membahas sepeda dan pernak-pernik daripada pengalaman bersepeda.

Juga pernah merasakan bagaimana reaksi beberapa orang dalam sebuah komunitas ketika saya membawa  sepeda bagus dan mahal dengan ketika membawa sepeda lawas dan tak berkelas. Reaksi pertama sangat menyenangkan bagiku karena semua orang seperti kagum dan mengerubungiku. Tanya ini itu yang sebenarnya saya juga gak paham betul. Untung saja mereka tidak tanya itu sepeda siapa hehe …

Pemandangan serupa saya alami saat gowes Sabtu di seputaran Jakarta. Menggunakan roadbike asal-asalan, ketika melintas di Bundaran HI melewati sebuah komunitas roadbike elite, serentak semua memandang ke sepeda saya. Entah kagum, entah kasihan.

Yah, memilih komunitas memang susah-susah gampang. Cerita teman tadi berlanjut dengan temannya ikut acara gowes bareng sebuah komunitas dengan meminjam sepeda yang layak. “Yang penting sepedaannya, bukan sepedanya” terkadang masih dipandang sebagai jargon belaka.

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

1 comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments