Pedalku.com – Diam-diam di sejumlah race lari kini sering ditemui pelari bandit.  Istilah itu lazim disematkan kepada mereka yang ikut berlari dalam event-event race tanpa mendaftarkan diri. Tanpa risih atau malu, mereka biasanya bergabung dengan pelari lain yang terdaftar. Bolehlah para pelari bandit (bandit runner) ini kita sebut saja pelari bodong.

Banyak alasan seseorang yang tidak mendaftarkan diri dalam sebuah event race. “Cuma nemenin lari teman” atau “Cuma jadi pacer” beberapa alasan yang sering terdengar. Tetapi di antara banyak hal, salah satu yang pasti mereka ini termasuk orang-orang yang sudah putus urat malunya. Dia akan cengengesan berlari di antara pelari lain yang terdaftar, yang bernomor dada alias BIB yang membayar untuk ikut serta dalam sebuah event lari.

Sialnya walaupun tidak terdaftar mereka ini biasa mengambil keuntungan dari sebuah race. Bukan saja mengambil ruang bagi para pelari resmi, tetapi juga mereka seringkali ikut menikmati fasilitas yang disediakan panitia. Mereka akan meminum air di pos hidrasi, atau menikmati fasilitas lainnya di refreshment area atau race central.

Fenomena yang lebih menonjol di dunia lari kita bukanlah pelari bandit alias pelari bodong. Hal yang kini marak adalah jual beli BIB lari. Para pejual BIB berkeliaran di grup-grup chat ~ semisal WhatsApp ~ komunitas pelari atau di Facebook atau sosial media lainnya. Di Facebook malah ada sebuah grup  yang isinya menjualbelikan BIB. Di grup tersebut banyak beredar postingan-postingan mereka yang menjual (WTS, want to sell) atau yang ingin membeli (WTB, want to buy) BIB berbagai kategori.

Mereka yang menjual BIB biasanya beralasan, mereka tidak bisa mengikuti event dimaksud karena ada halangan atau suatu keperluan. Tetapi melihat gejalanya, bukan tidak mungkin banyak di antaranya memang menjadikan BIB itu sebagai “bahan jualan” atau komoditi baru untuk mencari untung.

Gejala tersebut bisa dilihat saat Maybank Bali Marathon beberapa waktu lalu di mana ada yang menjual BIB di atas harga resmi. Padahal MBM merupakan salah satu event marathon paling diburu banyak pelari. Slot peserta dalam sekejap habis. Bisa jadi ada orang-orang yang memang sengaja membeli BIB tersebut beberapa slot ~ dengan berbagai cara ~ untuk kemudian menjualnya kembali di saat orang mencari slot dimaksud. Demikian juga di sejumlah event race popular lainnya, semisal Jakarta Marathon mendatang.

Mereka yang membeli dan menggunakan BIB ~ dengan nama orang lain ~ tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan akan membahayakan dirinya. Seperti diketahui, setiap kita mendaftarkan diri dalam sebuah event race kita akan mengisi form, termasuk data diri, golongan darah maupun nomor kontak jika keadaan darurat.

Bayangkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, semisal kecelakaan atau pelari cedera serius, banyak kemungkinan terjadi. Bagaimana panitia menghubungi kontak darurat dia? Bagaimana jika mereka yang dihubungi itu mengira salah seorang kerabatnya mengalami kejadian buruk saat berlari, padahal tidak?

Panitia sebenarnya sudah melarang seseorang menggunakan BIB yang bukan atas namanya. Mereka juga memberlakukan sanksi, semisal pembatalan jika si pemakai BIB itu menjuarai lomba. Tetapi memeriksa BIB satu persatu bukanlah hal yang mudah. Repotnya, banyak di antaranya malah merasa “tak berdosa” menggunakan BIB orang lain alias BIB bodong seperti itu.

 

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments