Tangsel,-Netfit.id, Sempat dihantui dengan cuaca ekstrim beberapa hari menjelang lomba. Tapi di hari H, cuaca benar-benar mendukung, meski ada jalur lari yang masih tergenang. Tangsel Marathon pun sukses digelar. Seru di lintasan, banjir hadiah di panggung hajatan.
Pemerintah Kota Tangsel akhirnya punya event lari bergengsi, Tangsel Marathon sukses digelar, Minggu (11/09) lalu. Dengan 2.500 peserta yang terbagi dalam lima kategori, FM, HM, 10K, 5K, dan 3K (khusus penyandang disabilitas), hajatan ini terbilang sukses, baik dari sisi acara maupun jumlah peserta. Maklum di hari yang sama, Panitia Borobudur Marathon menggelar acara lari, Borobudur Marathon Friendship Run Jakarta 5K di Jakarta. Sementara di Kabupaten Bogor juga ada race lari, Bogor Challenge 11K yang diadakan Dispora Kabupaten Bogor dengan iming-iming dihadiri pelari profesional maupun pelari selebriti. Tapi entah alasan apa, Walikota Bogor, Bima Arya yang memang seorang runner, justru memilih lari di Tangsel.
Gairah untuk menyukseskan Tangsel Marathon sudah terasa sejak sebulan menjelang sebelumnya. Baliho dengan foto Walikota Tangsel, Benyamin Davnie beserta wakilnya, Pilar Saga Ichsan, berjersey Tangsel Marathon terpajang di beberapa titik strategis di Kota Tangsel. Beberapa pusat perbelanjaan di Tangsel juga menayangkan informasi acara Tangsel Marathon di videotron milik mereka. Dua pekan menjelang acara, ratusan spanduk dan umbul-umbul dipasang untuk menyemangati para pelari, khsusunya di sepanjang jalur yang akan dilalui. Bukan hanya kalimat penyemangat, spanduk-spanduk dengan foto-foto para pejabat itu ada juga yang berisi pantun-pantun lucu.
Karakter jalur Tangsel Marathon ini tergolong datar, nyaris tak ada tanjakan dan turunan. Kalau toh ada hanya untuk pelari yang mengambil kategori HM dan FM. Dari penelusuran Netfit, utuk peserta HM hanya ada tanjakan di Bunderan Maruga, di mana di titik ini, tempat peserta HM putar balik pertama. Sementara untuk peserta FM, ada dua tanjakan lagi, sekitar dua kilo dari Bunderan Maruga, yakni fly over Serua dan satu lagi di Bintaro. Dan terbukti, salah satu peserta HM Tangsel Marathon, tak lama setelah finish, langsung mengunggah capture catatan larinya yang lebih cepat 10 menit dibanding race yang diikuti sebulan sebelumnya dengan rute, di seputaran BSD juga.
Bukan hanya jalur dimanjakan oleh jalur, pelari juga mendapat sambutan luar biasa dari warga Tangsel, baik yang bergabung dalam komunitas maupun perseorangan. Sembilan Ibu-ibu PKK kelurahan di wilayah Serpong, meski wilayahnya tak dilalui para pelari, turun semua dengan menyediakan makanan rebusan, mulai dari kacang rebus, singkong, ubu, dan jagung serta air mineral. Sambil menawarkan jajanan dan minuman ke pelari, mereka juga antusias menyemangati sambil berjoget mengikuti irama musik. Selain dari kelurahan di wilayah Serpong, kelurahan-kelurahan lain pun tak mau ketinggalan. Sejak usai subuh, mereka turun di pinggir lintasan untuk memberi support semangat dan asupan pelari.
Para remaja pun tak mau kalah. Seperti anggota Karang Taruna di Sawah Baru yang turun menawarkan makanan kecil dan minuman di pertigaan Jalan Merpati Raya yang menjadi jalur FM. Di jam-jam tertentu, di wilayah ini terkenal biang kemacetan. Namun di hari itu, para pelari FM diberi prioritas jalan. Bahkan di jalan itu sengaja dibuat satu arah dengan menempatkan para relawan Karang Taruna dan Satgas berdiri di tengah jalan yang seakan menjadi pembatas antara jalur pelari dan pengendara.
Sementara di Jalan Ciater Raya, tepatnya di depan Pondok Pesantren Yatim Al Hanif, suara hadroh dari puluhan anak santri dengan sarung dan peci, sudah menggema selepas sholat subuh. Hari masih gelap. Tetapi kekita mereka melihat bayangan pelari FM yang akan melintas, tabuhan rebanan pun makin keras dan irama serentak jadi cepat. Lantunan sholawat pun harus mengikuti pengiringnya.
Ratusan santi Darut Tauhid di Serua, Ciputat juga diterjunkn untuk memberi semangat para pelari FM. Dengan berpakaian pramuka dan membawa bendera merah putih, mereka bergabung dengan para pegawai Kelurahan Serua Indah dan para relawan , berjejer di pengujung Jalan Ciater Raya hingga ke Jalan Aria Putra. Bisa jadi inilah barisan terpanjang relawan spectator Tangsel Marathon. Sambil malambaikan bendera di tangan, mereka akan bersorak ketika ada pelari melintas di depannya. Bila ada di ujung barisan, sorakan semangat yang mengiri pelari, seperti sebuah ombak yang awalnya terdengar lamat, ketika makin dekat, suara sorakan makin kencang.
Penyambut terbanyak ternyata anak-anak SD. Salah satunya puluhan anak SDN Ciater 2. Dengan berseragam olah raga, mereka memberi semangat para pelari HM setelah lepas dari putaran balik di Bunderan Maruga. Ratusan siswa SDN Rawa Buntu 1 dan 3 juga diturunkan untuk menyamabut para pelari HM dan 10 K. Mereka tampak senang dan antusias ketika ada pelari yang mengajak tos, bukan sebagai tanda persetujuan, tetapi dimaknai sebagai persahabatan atau persaudaraan. Sementara di putaran balik kedua peserta HM, puluhan anggota grup Marching Band SMP 11, mengumandangkan lagu-lagu perjuangan tiada henti untuk menyambut dan menyemangati pelari. Sekolah swasta Cikal dan Ora et Labora pun turut menyambut pelari dengan menurunkan puluhan siswa dan gurunya.
Sambutan warga Tangsel pada pelari Tangsel Marathon menjadi memori pertama yang terucap dari seorang peserta HM Tangsel Marathon ketika diminta komentaranya mengenai penyelenggaraan Tangsel Marathon. “Luar biasa sambutannya, sampai tak terasa, tiba-tiba sudah menjelang finish aja.” Dari puluhan race lari yang pernah diikuti, hanya di Tangsel Marathon dan Borobudur Marathon ia merasakan aura penyambutan setara meriahnya. “Cuma beda di kostum saja. Semangat dan antusiasmenya sih, sama.” tambahnya.
Di race central juga tak kalah meriah. Sementara Indy Rahmawati sibuk menyambut para pelari di garis finish, dua MC lainnya dari IdeaRun, Edo Budiman dan Ega Maharani sibuk membagi-bagikan ratusan doorprize dari sepeda, kulkas, hingga kipas angin di panggung acara. Khusus untuk doorprize ini, bisa dibilang inilah race lari rasa funbike. Hanya saja, bila di funbike, peserta rela menunggu hingga giliran undian hadiah utama, tapi di Tangsel Marathon, banyak pelari yang langsung pulang usai menerima medali. Tak heran berkali-kali, terpaksa nomor beruntung dinyatakan hangus karena pemilik sudah meninggalkan acara. Memamg beda karakter, sih.
Add comment