Pedalku.com ~ “Untuk kamu yang hari ini bosan diam di rumah, ingin keluar rumah, percayalah, kalau kamu terkena Covid-19 dan harus dirawat di rumah sakit, yang kamu rindukan dan mimpikan hanya satu: kembali ke rumah.”

Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto — (IG: @bimaaryasugiarto)

Kalimat tersebut disampaikan Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, 13 April 2020 lalu. Bima Arya yang positif terinfeksi Covid-19 harus diopname selama 22 hari lebih di rumah sakit.

Dia menyampaikan pesan kuat kepada mereka yang merasa bosan di rumah, menantang risiko dengan mengabaikan anjuran agar sementara kita semua berada di rumah saja. Bahkan, sejumlah penggiat lari maupun pesepeda pun masih tanpa risi memamerkan aktivitas olah raganya di media sosial seolah tidak ada keadaan darurat. Unggahan aktivitas di luar rumah di media sosial akan menginspirasi orang untuk melakukan hal serupa dan terkesan menggembosi ajakan untuk di rumah saja. Sejumlah alasan dan rasionalitas dikemukakan. Tidak ada larangan untuk berolah raga di luar, dengan sejumlah syarat dan kondisi. Pro kontra pun terjadi dari alasan medis hingga ke masalah etika dan tanggungjawab kita terhadap orang lain, keluarga dan masyarakat luas.

Nasib baik menyelamatkan Bima Arya dari serangan virus tersebut. Seperti juga umumnya para penyintas Covid-19, kebugaran tubuh menjadi salah satu faktor untuk menjadi sembuh dan si virus kabur.

Sejak beberapa hari terakhir sejak keluar dari rumah sakit, walikota yang dikenal sebagai penggiat olah raga lari itu mulai memulihkan badannya. Perlahan dia mulai berlatih untuk menjaga kebugaran dan meningkatkan imunitas tubuh.

Rabu (22/4/2020) pagi dia bergabung bersama di olah raga bareng ZoomFit yang diselenggarakan race management Idea Run yang dipandu coach Edoardo dari My Gym. ZoomFit adalah sesi olah raga bersama yang dilakukan di masing-masing tempat dengan menggunakan aplikasi Zoom.

Seusai berlatih bersama sekitar 30 menitan. Bima berbagi mengenai pengalamannya terkena Covid-19 dan proses pemulihannya.

“Selama saya di rumah sakit, penuh perjuangan. Mual, enggak nafsu makan, badan lemes, demam dan batuk-batuk. Tetapi setelah seminggu, setelah berjuang untuk maksa makan dan istirahat, badan agak enakan,” cerita Bima. Selama di rumah sakit, dia juga tetap mencoba bergerak badan dan berjemur matahari pagi. Dia mencoba menjalani berbagai work out. “Ya seperti tadi di Zoomfit saya melakukan push up, squat jump dan plank. Lumayan keringetan,” katanya.

Rupanya aktivitas berolah raga itu membuat badan Bima lebih nyaman. “Terbukti hormone endorphin yang dihasilkan dari berolah raga memberi manfaat,” katanya.

Sebaiknya di rumah !

Bima mengingatkan, jika virus corona ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. “Harus dipahami badan sehat dan bugar bukanlah jaminan kita tidak akan terkena Covid-19. Kita dengar ada pemain basket top, atlet renang top dan pemain bola semua bisa kena corona,” katanya.

Dia mengingatkan, virus corona bisa masuk ke tubuh seseorang lewat sentuhan langsung dan tidak langsung. “Kalau flu biasa ada orang bersin mungkin kita enggak akan kena. Tetapi  kalau corona ada yang bersin kita hampir pasti kena (tertular). Jadi jangan salah kaprah,” katanya,

“Imunitas yang tinggi bukan menjadi benteng masuknya corona, tetapi imunitas yang tinggilah yang menentukan daya tahan kita terhadap Covid-19 ketika kita terpapar,” katanya. Pernyataan Bima ini persis seperti disampaikan salah seorang penyintas Covid-19 kepada Pedalku.com. Dia pun merasa bisa lolos dan kembali pulih dari serangan virus corona adalah karena daya tahan dan kebugaran tubuh semata. Dia memang dikenal cukup rajin berolah raga.

“Dokter saya waktu itu bilang,  alhamdulillah saya sembuh dari Covid-19 karena kebugaran tubuh saya sehingga membuat cepat pulih,” kata Bima.

Terkait pro dan kontra apakah orang masih bisa berlari atau berolah raga di luar rumah, Bima menegaskan, “Prinsipnya, saat ini sebaiknya di rumah! Virus itu bisa masuk lewat tamu, barang dan lain-lain. Di rumah saja orang bisa kena Covid-19  apalagi di luar rumah!” katanya

Namuh dia memahami, ada kondisi yang berbeda untuk setiap orang. Tidak setiap orang rumahnya memungkinkan untuk berolah raga. Juga tidak setiap orang menyukai jenis olah raga seperti olah raga body weight atau strength work out.

“Memungkinkan saja jika orang ingin lari atau berolah raga tetapi syaratnya banyak banget!” katanya. Bima Arya antara lain mengingatkan, agar olah raga cukup di sekitar saja dan tidak bergerombol dengan tetap menjaga jarak. “Usahakan juga jangan menyentuh apapun. Sehabis olah raga jangan nongkrong, langsung pulang!” katanya. Menurutnya, kalaupun orang masih bisa berolah raga tetap harus dibuat ada aturan pembatasan, seperti dilakukan di sejumlah negara maju, semisal Singapura,

“Jika enggak ada aturan ya bahaya. Kalau semua orang ke luar rumah, ya artinya enggak ada artinya ajakan di rumah saja untuk memutus penyebaran virus Covid-19,” katanya.

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments