Tentu pedalis tak mau mengalami kejadian ini: kecelakaan. Akan tetapi, ketika bersepeda di jalanan, pedalis tak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Pedalis sudah berusaha untuk berhati-hati, namun pengguna jalan yang lain tak berhati-hati. Pada suatu saat, bisa saja pedalis terlibat dalam kecelakaan gara-gara pengguna jalan lain yang tak berhati-hati ini.

Setelah kecelakaan, bisa jadi sepeda masih bisa digowes. Namun, harap diingat bahwa setiap kecelakaan pasti meninggalkan “cacat” pada sepeda. Ada yang terlihat, namun ada pula yang terlewat dari amatan.

Berikut ada  beberapa daftar pengecekan yang mencakup seluruh komponen utama. Jika pedalis melihat ada persoalan, bawalah sepeda ke mekanik toko untuk evaluasi lanjutan dan perbaikan. Jangan ambil risiko dengan mengayuh sepeda yang cacat.

  1. Frame.
    Amati seluruh sambungan tabung apakah berkerut, menonjol, dan retak pada cat. Ini pertanda frame yang bengkok.
  2. Fork.
    Cek apakah fork menjadi bengkok atau tidak setelah kecelakaan. Butuh pengamatan yang jitu untuk memperhatikan hal ini.
  3. Roda.
    Putarlah setiap roda dan lihatlah gerakan menyamping dan vertikal pada rim. Goyangan kecil masih bisa dibenarkan. Jika goyangannya besar kemungkinan ada jari-jari yang patah atau rim yang bengkok. Ini butuh penanganan oleh teknisi toko sepeda.
  4. Komponen lain.
    Lihatlah adakah baret-baret, penyok, dan bengkok pada setiap komponen. Pedal dan tuas rem termasuk komponen yang kuat melawan kecelakaan. Sedangkan rear derailleur (RD) rentan rusak bahkan meskipun sepeda hanya jatuh ke sisi kanan. Berlututlah di belakang sepeda untuk melihat jika cage RD masih tergantung paralel dengan cog. Jika bengkok ke dalam, jangan digowes sampai ia dibetulkan. Pemindah RD bisa membuat cage masuk ke jari-jari dan menyebabkan kerusakan yang parah.

Ada yang mau menambahkan?

Generik

Always curious about bike and the philosophy of cycling.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments