Polygon Premier 2.0 merupakan sepeda gunung/ MTB dengan lingkar ban 26 inch. Termasuk jajaran entry level dengan kisaran harga dibawah 2 juta rupiah. Premier 2.0 menggunakan RD 7 speed Shimano Altus dengan kombinasi sprocket 14-28 teeth. Crank set menggunakan kombinasi 3 speed 28-38-48 teeth.

Saat mencoba Premier 2.0, ukuran yang digunakan 16 inch dengan jarak top tube 54 cm. Ukuran tersebut sebenarnya kurang ideal dengan tinggi badan saya 178 cm. Apalagi bila dibandingkan dengan sepeda yang paling nyaman saya gunakan ukuran 18 inch dengan top tube 59 cm. Tinggi seat post pun bermasalah bagi saya. Saya sebetulnya terbiasa mengayuh sepeda dengan posisi duduk rendah tetapi itu saya lakukan bukan untuk bersepeda lebih dari 100 km. Oh iya, medan yang dilalui sebagai ujicoba memiliki kontur naik turun.

Sedikit penyesuaian segera dilakukan untuk memberikan kenyamanan dalam bersepeda. Seat post diganti menggunakan yang lebih panjang bertipe setback tanpa melakukan perubahan panjang stem bawaan 10 cm. Tipe setback ini membuat posisi duduk lebih mundur sehingga posisi kaki saat mengayuh sepeda lebih nyaman bagi saya. Saddle dengan busa lebih tebal saya gunakan pula. Sebenarnya saddle bawaan sepeda yang lebih tipis tidak terlalu berpengaruh bagi saya. 1-2 hari mungkin akan terasa keras tetapi hari-hari berikutnya pasti akan terbiasa.

Penggunaan seat post lebih tinggi membuat bagian depan berada lebih rendah dari posisi saddle. Untuk race atau tanjakan mungkin lebih nyaman, tetapi sepeda ini akan saya gunakan untuk melakukan touring selama 7 hari. Untunglah rekan saya punya stem extender (benar gak ya namanya?) jadi saya pinjam dan handle bar saya tinggikan posisinya. Perubahan itu membuat posisi bersepeda jauh lebih nyaman dibandingkan sebelumnya, tetapi masih ada hal yang mengganjal pikiran saya. Kekuatan wheelset, tepatnya rim/ velg yang digunakan.

Premier 2.0 menggunakan rim single wall. Saya melihat rim ini ringkih dan wajib berhati-hati bila menghadapi jalanan berlubang. Pengalaman saya juga membuktikan betapa rentannya rim single wall ini. Waktu jaman sepeda Federal, rim seperti ini bermasalah, meleot kepanasan saat diajak bersepeda jauh. Rim seperti ini juga pernah menjadi angka 8 saat rekan saya terjatuh di medan offroad RA. Tetapi karena terlalu repot untuk mengganti, wheelset bawaan tetap dipertahankan. Kalau ada masalah dengan wheelset, saya tinggal duduk di mobil evakuasi dan menikmati bonus sisa perjalanan tanpa harus bercucuran keringat 🙂

Bagaimana dengan penilaian menggunakan Premier 2.0? Berikut penilaian saya mengenai Premier 2.0:

  1. Geometry/ riding position. Premier 2.0 standar dengan ukuran 16 inch terlalu kecil bagi saya yang memiliki tinggi 178. Setelah melakukan ubahan, posisi berkendara lebih baik tetapi masih belum nyaman betul.
  2. Handling. Jarak ujung sepatu dengan ban depan terlalu dekat (ujung sepatu saat pedal berada di posisi antara jam 2-3). Fender yang saya pasang di ban depan tersangkut di sepatu saat membelokkan handle bar. Untunglah fender itu terbuat dari plastik sehingga saat mengenai sepatu dengan keras, fender menekuk dan kembali ke posisi semula. Tetapi tentu saja hal itu mempengaruhi handling saat berbelok tajam. Jarak handle bar dengan saddle yang pendek juga turut mempengaruhi kenyamanan handling.
  3. Pedaling. Walaupun menggunakan crank arm dengan panjang 170 (saya terbiasa dengan 175) kayuhan pedal termasuk nyaman. Saat melakukan touring saya menggunakan pedal dan sepatu cleat. Pilihan ban jalan raya juga menjadi pilihan yang tepat karena meningkatkan efisiensi pedaling dan tidak timbul suara tawon akibat gesekan ban dengan jalan.
  4. Shifting. Walau menggunakan Altus, perpindahan gigi dapat dilakukan dengan  baik untuk ukuran entry level group set. Tidak cepat dan agak keras memang, tetapi konsisten terhadap setiap perubahan gigi yang dilakukan, baik itu menurunkan ataupun menaikkan gigi. Tentu kunci kenyamanan ini adalah penyetelan RD dan FD yang baik. Kombinasi sprocket 14-28 dengan crank 28-38-48 juga masih sanggup untuk melalui rute tanjakan panjang yang tidak terlalu ekstrim.
  5. Braking. Rem yang digunakan adalah Tourney v-brake dipadukan dengan rim single wall. Pengereman belakang cukup kuat mengurangi laju sepeda, sayangnya rem depan bermasalah dengan getaran yang ditimbulkan. Wheelset depan setelah diperiksa masih baik, headset pun terpasang dengan baik. Kemungkinan getaran timbul dari perangkat v-brake itu sendiri.
  6. Suspension. Suspensi Premier 2.0 menggunakan SR Suntour XCT, terlalu lembut terutama bila melakukan pedaling sambil berdiri. Tenaga dari kayuhan pedal tidak tersalurkan dengan baik. Walaupun ada fitur preload tetapi tidak besar pengaruhnya. Untuk melahap jalan datar dan rusak tentu setelan suspensi seperti ini tidak terlalu bermasalah.

Untuk digunakan sebagai sarana rekreasi atau sekedar bersantai-santai di jalur onroad tentu Premier 2.0 ini termasuk nyaman digunakan. Cross country/ XC ringan pun tetap dapat dilakukan dengan sepeda ini. Bila sudah gatal untuk menjajal medan-medan offroad yang lebih berat atau digunakan untuk melakukan touring gantilah paling tidak rimnya menjadi double wall. Dalam touring yang saya lakukan dengan beberapa teman, salah satu Premier 2.0 sempat disenggol motor ban belakangnya. Tidak terlalu keras karena pesepedanya tidak jatuh, tetapi hasilnya langsung membuat rim oleng dan rem belakang tidak bisa dipasang karena terlalu parah.

Kalau sudah merambah medan offroad, group set yang lebih baik paling tidak Shimano Alivio perlu dipertimbangkan karena memiliki lebih banyak pilihan kecepatan selain itu juga menggunakan material yang lebih kuat. Dalam melakukan upgrade group set banyak part sepeda yang harus diganti. Paling tidak freehub, sprocket, RD, rantai dan tentu saja shifter yang sesuai. Bila ingin mengganti sistem pengereman menjadi disc brake, banyak pula perubahan yang harus dilakukan. Shock atau sistem suspensi depan harus diganti karena tidak memiliki dudukan untuk disc brake dan tentu saja hub/ freehub juga harus diganti dengan yang memiliki dudukan rotor atau piringan rem.

 

Jozlyn

Work hard, bike harder.

By riding a bicycle, I learn the contours of my country best, since i have to sweat up the hills and coast down them.

View all posts

1 comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Min klo premier 2.0 itu frame ny cm ada 16 inch atau ada size yg lain? Sy jg punya premier 2.0 tp ga ada tulisan ukuran frameny,di buku manual jg g ada tulisan size frameny.dl waktu beli g tau klo sepeda ada sizeny jd asal beli aja.

Recent Comments