Sebagian besar goweser masih mengandalkan power pada setiap kayuhan. Di dunia pergowesan lebih dikenal dengan menggunakan cadence rendah. Cadence adalah putaran pedal/ crank setiap 1 menit dengan satuan rpm (revolution per minute). Salahkah menggunakan cadence rendah? Tidak juga, sepeda kan tetap bisa laju. Kurang efisien dan menyiksa otot kaki lebih tepatnya. Untuk jarak dekat, sebutlah 30-40 km, masih bisa diatasi. Lebih dari 40 km, kram kaki siap-siap menyerang. Goweslah dengan optimum cadence, tenaga yang dikeluarkan lebih efisien dan tidak menyiksa otot kaki.

Apa itu optimum cadence? Optimum cadence adalah putaran pedal dengan rpm tertentu, tidak rendah dan tidak tinggi. Setiap goweser memiliki optimum cadence yang berbeda, biasanya berada di range 80 – 100 rpm. Betul, dengan putaran lebih rendah dari 80, satu gowesan sepeda akan melaju lebih cepat. Tetapi jangan lupa, gowesan tersebut menekan otot kaki lebih kuat, membuat otot kaki lebih cepat lelah. Jadi semakin tinggi rpm semakin efisien? Tidak juga karena tidak sesuai dengan biomekanik tubuh manusia. Prinsipnya sama seperti kendaraan bermotor, rpm rendah membuat boros bahan bakar. Dibawa ngebut dengan rpm tinggi juga lebih cepat menghabiskan bahan bakar. Bayangkanlah tenaga kita itu sebagai bahan bakar pada kendaraan bermotor.

Walau tidak efisien, tetapi penggunaan cadence rendah maupun cadence tinggi tetap diperlukan pada saat-saat tertentu. Saat melakukan sprint, cadence goweser spesialis sprint bisa mencapai 170 rpm.

Optimum cadence dipopulerkan oleh Lance Armstrong, pesepeda kontroversial abad ini dengan praktek dopingnya yang terorganisir sangat rapi. Lance tetap menggunakan cadence 90 rpm untuk melewati tanjakan securam apapun. Saat melakukan time trial, putaran pedal Lance berada di 100 rpm.

Setelah tahu range optimum cadence, tugas berikutnya mencari putaran yang benar-benar optimum bagi tubuh. Bantuan cyclometer dengan feature cadence meter akan sangat membantu. Tetapi bila tidak punya, gunakan alat hitung yang menampilkan detik (bisa cyclometer atau jam tangan digital). Hitung selama 15 detik berapa kali kaki kanan berada di posisi atas. Hasilnya tinggal dikali 4, itulah cadence yang digunakan. Bila cadence belum berada di range optimum, sesuaikan dan temukan putaran pedal yang nyaman. Setelah biasa menggunakan optimum cadence, gowes kemanapun akan terasa enak, bahkan serasa tidak pernah menemui tanjakan.

Jozlyn

Work hard, bike harder.

By riding a bicycle, I learn the contours of my country best, since i have to sweat up the hills and coast down them.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments