Berita goweser meninggal saat bersepeda sering terdengar. Meninggal karena kecelakaan dengan kendaraan bermotor itu lain soal. Meninggal karena serangan jantunglah yang menjadi keprihatinan banyak pihak. Gobar (gowes bareng) yang seharusnya dapat melepas stres, tubuh menjadi bugar, atau sekadar bersenang-senang berubah menjadi sesuatu yang menyedihkan. Sebenarnya resiko serangan jantung dapat dikurangi dengan pola makan dan gaya hidup sehat. Kepekaan terhadap kondisi tubuh dapat juga digunakan untuk menghindari serangan jantung saat bersepeda. Tubuh biasanya mengirim sinyal bila ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh.

Salah satu cara menangkap sinyal, siap atau tidaknya memulai aktivitas bersepeda, adalah dengan melakukan pemeriksaan denyut jantung. Denyut jantung yang diperiksa adalah denyut jantung istirahat (resting heart rate), yakni denyut jantung sebelum melakukan aktivitas apa pun. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan saat baru saja bangun dari tidur, sebelum meninggalkan kasur empuk. Caranya dengan menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada urat nadi dekat pergelangan tangan atau pada sisi leher. Hitung denyut jantung selama 1 menit. Denyut jantung normal pada orang dewasa berkisar dari 60 – 100 bpm (beats per minute).
Cek Denyut Nadi Pergelangan Tangan

Dari denyut jantung istirahat tersebut dapat diketahui tingkat kebugaran seseorang. Juga berguna sebagai diagnosis awal ada  tidaknya gangguan kardiovaskuler. Denyut jantung istirahat yang tinggi dapat menunjukkan apakah dalam keadaan overtraining atau tidak. “Meskipun jumlah denyut bervariasi, tapi denyut yang terlalu tinggi atau rendah dapat menunjukkan adanya masalah yang mendasar. Konsultasikan ke dokter jika denyut Anda secara konsisten di atas 100 bpm (tachycardia) atau di bawah 60 bpm (bradycardia), terutama jika disertai gejala lain seperti pusing, sesak napas, atau sering pingsan,” ujar Edward R. Laskowski, M.D, spesialis rehabilitasi dan kesehatan fisik.

Atlet profesional kelas dunia yang melakukan latihan rutin dengan baik dan benar denyut jantung istirahat bisa berada di bawah 60 bpm karena fungsi jantung menjadi lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya. Rudi Hartono, legenda bulutangkis Indonesia, saat berada di puncak kejayaannya memiliki denyut jantung istirahat 40 bpm. Lance Armstrong, terlepas dari praktik doping yang dilakukannya, memiliki denyut jantung istirahat 32 bpm.

Selain cara sederhana dengan hanya melakukan pemeriksaan denyut jantung istirahat, cara yang lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan standar pemeriksaan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).  Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

  1. Periksa denyut jantung istirahat selama 1 menit.
  2. Lakukan half squat (posisi berdiri kemudian turun setengah jongkok, lutut membentuk sudut 90 derajat, kembali ke posisi berdiri) sebanyak 30 kali dalam waktu 30 detik. Setelah itu langsung lakukan pemeriksaan denyut jantung selama 1 menit .
  3. Istirahat dulu sambil berbaring selama 1 menit. Lakukan pemeriksaan denyut jantung pemulihan (recovery heart rate) selama 1 menit.
  4. Jumlahkan semua pemeriksaan denyut jantung tersebut dan dikurangi bilangan konstan 200 (hasil no 1 + hasil no 2 + hasil no 3) – 200.
  5. Hasil no 4 dibandingkan dengan table rekomendasi di bawah ini : Tingkat Kebugaran

Dua hal tersebut merupakan tindakan pencegahan sebelum bersepeda. Saat bersepeda sebaiknya selalu peka terhadap sinyal yang dikirimkan tubuh. Tentu saja keputusan tetap bersepeda kembali ke diri masing-masing. Ingatlah selalu keluarga dan teman yang mungkin akan dibuat “susah” saat mengambil keputusan untuk tetap bersepeda meski tubuh sudah mengirimkan sinyal “buruk”.

Jozlyn

Work hard, bike harder.

By riding a bicycle, I learn the contours of my country best, since i have to sweat up the hills and coast down them.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments