pedalku.com – Dalam Jelajah Sepeda Banjarmasin – Balikpapan, salah seorang peserta @agusher mengayuh Heist 5.0 seri 2015. Jelajah memang berbeda dengan touring mandiri, karena tidak membawa pannier yang berat. Jadi, perjalanan sejauh 600-an km itu ditempuh @agusher dan Heist 5.0 relatif tanpa beban.

Berikut ini ulasan singkat @agusher terhadap Heist 5.0 yang dikultwitkan di akun twitternya.

Heist 5.0 sebenarnya dirancang untuk sepeda komuter, bersepeda ke kantor, atau berpetualang di akhir pekan. Termasuk jenis sepeda hibrid. Sepeda ini menemani saya selama enam hari mengikuti #JSBB.

Ulasan ini saya buat seobjektif mungkin, biar tak terkesan beriklan hehe….

Oke, dari rangkanya dulu. Heist 5.0 ini memiliki rangka hibrid Hydroformed Alutech 6061  (aluminium) dilengkapi SR Suntour NCX dengan preload adjuster/lockout. Bisa diatur keempukannya, tetapi karena manual, saya suka enggak sempat mengaturnya. Terutama di turunan yang mendadak rusak.

Persenjataan lain hibrid ini adalah FD Shimano Deore XT T780, RD Shimano Deore M593 dengan 30 kombinasi gigi. Perpindahan gigi (shifting) cukup mudah menggunakan shfter Deore M591.  Sedangkan pengereman dibekali rem cakram Tektro Draco Hydraulic Disc Brake. Tidak perlu tenaga lebih untuk pengereman.

Bagi yang terbiasa dengan ban ukuran 26, bisa jadi perlu penyesuaian karena ukuran wheelset Heist ini adalah 700x38C (Rigida Zac2000). Terasa lebih tinggi, namun begitu dikayuh, sepeda ini meluncur baik.

Handlebar dan stem perlu dipertimbangkan untuk dimodifikasi sesuai postur tubuh. Saya sendiri lebih banyak memegang handlebar seukuran bagu untuk kenyamanan. Perlu dipotong untuk postur tubuh saya.

Di jalanan datar nan mulus, sepeda ini meluncur cepat setelah beberapa kayuhan. Didukung shifting yang baik, kecepatan akan terus bertambah dengan mulus. Ini akan membantu ketika menemui rolling seperti di JSBB kemarin. Dengan syarat dan ketentuan berlaku lo: jika dapat momentum bagus. Ya, jika pedalis dapat momentum saat menaiki puncak rolling, tak perlu kayuhan berlebih Heist ini tiba-tiba sudah di puncak rolling.

Sebaliknya, jika tidak memperoleh momentum, saat tanjakan perlu kayuhan berlebih. Jika power tak mendukung maka manfaatkanlah keunggulan shifting-nya untuk mengubah mode power ke cadence alias ngicik.

heist Agusher

Seperti yang sudah dijelaskan di paragraf awal tadi, selama JSBB ini Heist 5.0 saya “kosongan” alias tidak bawa pannier. Sepeda terasa ringan, efek streamline-nya dapat jika jalanan mulus. Nah, perlu dicoba efek limbung ketika sepeda ini dibebani dengan pannier di kiri-kanan. Tapi diisi penuh lo panniernya. Jangan kosongan juga hehe …

Pada kecepatan 25 hingga 30 km per jam, Heist ini terasa lebih nyaman. Terasa meluncur. Namun, untuk long touring, mempertahankan kecepatan seperti itu butuh tenaga ekstra. Untuk light touring bolehlah. Touring jarak jauh dengan membawa beban pada speed segitu bisa lemah bro.

Oke … jadi ini penilaian saya secara umum: Heist 5.0 nyaman ditunggangi, terutama jika diposisikan sebagai urban bike, mumpuni untuk light touring dengan catatan-catatan di atas.

Catatan buat Polygon, mungkin saatnya bikin sepeda touring beneran. Sepeda yang tangguh untuk membawa beban dalam jarak jauh. Kalau enggak sekarang-sekarang, kapan lagi? Mumpung masih musim touring.

Di situs Polygon, Heist 5.0 dihargai Rp6.700.000.

(foto: twitter @agusher)

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments