pedalku.com – Touring berhari-hari tentu harus memikirkan perbekalan dengan efisien dan seringan mungkin. Seorang pedalis yang pernah melakukan turing melintas Pulau Sumatra pernah bercerita bahwa di hari kedua ia mendapati bahwa barang-barang yang tak perlu dibawa mencapai berat sekitar 5 kg!

Jika pedalis tak mempersoalkan berat beban yang dibawa saat turing, sudahi saja membaca artikel ini. Soalnya tidak ada gunanya.

Lain cerita jika pedalis pelit mengeluarkan tenaga untuk membawa barang yang tak perlu. Tak perlu di sini tak melulu soal berat barang, namun juga soal ruang yang bakalan diembat tuh barang. Ingat, bagasi pannier terbatas.

Dari beberapa barang yang bisa disingkirkan, saya mengusulkan celana pading. Lo, bukankah Gowes jarak jauh butuh pantat yang nyaman dan untuk itu hanya pading yang menjadi pilihan?

Dulu saya begitu. Tapi seiring perkembangan waktu ternyata menemukan solusi yang jitu. Mengapa saya menyingkirkan pading? Pertama saya tak pede gowes hanya pakai celana pading saja. Mesti saya tutupi dengan celana outdoor yang umumnya berbahan dryfit dan memiliki kantung saku.

Kedua, ukuran pading lumayan memakan tempat. Untuk turing seminggu, minimal membawa dua pading. Plus celana dalam untuk dipakai habis gowes. Biasa diabaikan jika saat istirahat gak pakai apa-apa.

Ketiga, ketika turing dilakukan musim hujan, kudu membawa pading minimal tiga sebagai jaga-jaga jika satu pading kotor dan satunya sudah dicuci tapi belum kering kerontang.

Lalu, apa solusi mengenyahkan pading itu? Celana sekali pakai!

Bentuknya ringkas dan mudah diperoleh membuat celana disposible ini menjadi teman setia turing saya. Jahitan yang nyaris rata sehingga tidak meninggalkan tonjolan di daerah pantat membuat menggowes dengan dukungan sadel kulit terasa nyaman untuk jarak jauh. Tapi jangan terpaku dengan sadel kulit. Soalnya saya pernah menggunakan sadel nonkulit juga dengan jarak turing mirip dengan jarak turing bersadel kulit.

Hanya saja, menurut saya ada kelemahannya celana disposible ini. Yakni kurang melindungi buah zakar bagi pedalis laki-laki. Dengan pading buah zakar relatif terjaga suhunya karena busa pading lama kelamaan lembab. Ini juga bisa jadi kelemahan jika kita tak rutin mengganti pading. Lembab di negara tropis bertetanggaan dengan jamur. Kekurangan celana disposible ya nyampah. Tapi berapa kali setahun sih kita turing jarak jauh?

Nah, sekarang bayangkan saja. Celana disposible isi enam biji setara satu pading dalam ruang pannier kita. Itu sudah bisa dipakai enam hari dengan pemaksaan sehari satu kali. Rahasianya, pakai celana disposible sore hari. Malam hari relatif tak banyak gerak kita. Paginya pas gowes tak perlu ganti.

Turing dengan pading? Pikir maning …. Pikir lagi ….

Itu pengalaman saya. Bagaimana dengan pengalaman pedalis lainnya? Yuk berbagi di sini….

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments