Membutuhkan nyali besar untuk mau bersepeda ke tempat kerja di Jakarta. Ibu Kota belum ramah terhadap para pekerja bersepeda. Bukan saja mereka tidak mendapat perhatian dari Pemprov DKI Jakarta, kondisi lalu lintas yang mirip hutan rimba menjadi tantangan utama. Para pengguna mobil maupun motor, umumnya menganggap para pesepeda sebagai penggangu jalan. Pesepeda yang terseok-seok di tengah kemacetan lalu lintas karena tidak ada lajur sepeda salah-salah disambar metromini, kopaja, bus kota, kendaraan pribadi maupun kendaraan bermotor. Belum lagi polusi udara yang menyesakan dada harus siap disedot para pekerja bersepeda. Udara Jakarta yang mirip oven menjadikan badan berkeringat dan ‘harum’.

Musuh lainnya adalah kriminalitas. Penjambretan juga harus diwaspadai. Sejumlah kejadian telah merenggut korban. Senin (10/10) malam, penjahat kembali mengincar korbannya. Kali ini seorang pekerja bersepeda perempuan Intan Unggaling menjadi korbannya. Wartawati sebuah media Ibu Kota itu menjadi korban penjambretan di depan Gedung Patra Jasa, Jalan Gatot Subroto, Jakarta sepulang dari tempat kerjanya pukul 23.50 malam.

Menurut cerita pesepeda yang beberapa kali mengikuti Jelalah Sepeda Kompas itu, saat tas paniernya ada yang menarik-narik dari belakang dia mengira pelakunya adalah teman-temannya iseng. ‘Teman-teman gue suka iseng. Kalo lagi gowes mereka sering narik-narik sepeda gue’ katanya. Saat itu dia cuek saja, tetapi ternyata tarikan itu semakin keras. Ketika dia menoleh dia baru menyadari dia sedang menjadi korban penjambretan. Dia berniat berteriak meminta tolong. Tetapi dia terjatuh dengan sepeda lipatnya. Intan terguling-guling. Beruntung kepalanya menggunakan helm sehingga aman saat memmbentur aspal. Sementara si penjambret melarikan diri. “Bahu kanan dan siku yang baru sembuh kena lagi deh…” kata Intan. Bahunya baru saja pulih bekas terjatuh saat mengikuti Jelajah Sepeda Flores Timor yang diselenggarakan Harian Kompas, Agustus lalu.

Beruntung seorang pengendara motor meminggirkan seli kesayangan Intan, sebelum sebuah taksi melindasnya. Si penjambret gagal menggondol tas panier Intan. Namun retsleting panier yang berisi peralatan jahit dan alat kerja tersebut rusak.

“Untuk teman-teman gowes, hati-hati ya saat menggowes di Jakarta, Jangan sampai menjadi sasaran tukang jambret,” katanya. Dia sendiri mengaku, tidak akan mau lagi pulang bersepeda malam-malam. Kalaupun harus bersepeda, dia memilih langsung pulang lebih sore.

Tetap semangat, Intan !

 

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments