“Tanjakannya halus tapi ngangenin,” kata seorang peserta tertawa selepas garis finis di Kantor Walikota Bogor, Jalan Ir H Juanda Bogor. Sabtu (10/6) malam lalu, sekitar 100-an orang pelari dari berbagai komunitas lari berkesempatan mencicipi jalur half marathon yang akan digunakan Mandiri Bogor Sundown Marathon (MBSM) yang akan berlangsung 9 Juli mendatang. Boleh jadi ocehan pelari seusai uji coba itu becanda atau kebalikan dari rute yang dia jalani.

Tampak di antara mereka pelari ultra dan hyperman Indonesia, Hendra Wijaya serta Walikota Bogor Bima Arya yang ikut menguji lintasan MBSM malam itu. Menurut Bima, dengan penyelenggaraan MBSM itu  Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, segera mencatat sejarah baru dengan memiliki ajang lomba lari maraton skala internasional. “Pelari akan menyusuri kawasan Kota Bogor. Rute seluruh kategori sudah kami survei,” ujar Bima Arya, Walikota Bogor. Gelaran lomba lari tersebut diadakan dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-535 Kota Bogor.

Menurut pengarah lomba (race director) MBSM Safrita Aryana, uji coba malam Minggu itu lebih merupakan simulasi untuk lintasan sebenarnya pada saat event nanti. “Untuk itu, kami berharap ada masukan dari para pelari untuk kesempurnaan race nanti,” kata Safrita.

Menyusuri jalanan Bogor di malam hari memberi sensasi tersendiri bagi para pelari, terutama selepas jalan raya dan memasuki sejumlah kawasan permukiman seperti kawasan perumahan Bogor Lakeside. Jalanan sepi dari kendaraan. Tanjakan halus terutama terasa saat memasuki kawasan Bantarjati dan Jl Pajajaran menjelang Kebun Raya Bogor. Sejumlah warga yang masih terbangun memberi semangat kepada para pelari yang melintas, termasuk Walikota Bogor dan pelari ultra Hendra Wijaya.  Pihak Pemkot Bogor menjanjikan, pada saat event berlangsung kawasan yang dilintasi para pelari akan terang benderang sehingga mereka dapat menikmati lari dengan aman dan nyaman.

Pemilihan waktu malam hari untuk kategori Full Marathon (FM) diambil dengan mempertimbangkan kenyamanan para pelari, selain juga untuk mengekspos keindahan dan romantisme Kota Hujan ini. “Keputusan ini juga memperhatikan upaya memberikan pengalaman lari yang berbeda kepada pelari,” lanjut Bima Arya. Ia sendiri telah mencanangkan Bogor sebagai the City of Runners sejak tahun 2016 lalu. Secara teknis, konsep tersebut diimplementasikan antara lain dalam bentuk membangun jalur pedestrian yang dapat dipakai berlari, selain juga membangun trek lari di sejumlah taman yang ada di Kota Bogor.

“Acara ini keren, dan lari FM tengah malam baru kali ini ada di Indonesia,” ujar Hendra Wijaya. Gagasan terselenggaranya race ini datang dari ide sejumlah putra daerah yang  tergabung dalam  ikatan alumni keluarga besar SMA Negeri I Bogor (Ika Smansa). Kelompok ini menaruh minat pada olah raga lari dan memandang penting olah raga ini sebagai daya dorong dan daya dukung pada pola hidup sehat. Fakta bahwa olah raga ini diminati banyak orang dan terus bertambah penggemar dan pelakunya, juga menjadi pertimbangan tersendiri. “Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mendukung Pemkot Bogor untuk menjadikan Bogor sebagai City of Runners,” ujar Sendy Aditya, Ketua Panitia Mandiri Bogor Sundown Marathon.

Dengan latar belakang tersebut, maka tekad Kota Bogor untuk menjadi tuan rumah lomba maraton tengah malam patut mendapat respek dan apresiasi tersendiri. Kegiatan olah raga ini tidak dapat dilepaskan dari orientasi pemberdayaan ekonomi lokal dengan berkembangnya konsep sport tourism. “Kedatangan para pelari akan kami sambut dengan baik, dan Bogor siap mengekspose keindahannya kepada publik melalui para pelari,” tutur Bima Arya lebih lanjut.

Lomba ini ditargetkan akan dapat diikuti oleh sekitar 3.500 peserta dari Indonesia dan mancanegara. Kategori lomba terdiri atas Full Marathon atau FM dengan jarak tempuh 42.195K, Half Marathon atau HM dengan jarak tempuh 21,1K; serta 10K dan 5K.

Pendaftaran telah dibuka pada 25 April dan akan ditutup apabila slot sudah terpenuhi.   Para peminat dapat mengunjungi website resmi www.bogorsundownmarathon.com

 

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments