pedalku.com – Dalam Eurobike, ajang pameran sepeda terbesar di dunia, sosok sepeda listrik (e-bikes, sepeda-el) mulai banyak ditemui. Sepeda listrik yang sebenarnya, dan bukan selis yang mulai wara-wiri di jalanan perkampungan atau kompleks di kota besar macam Jakarta.

Salah satu negara yang mengalami kenaikan penjualan sepeda-el adalah Jerman. Namun tak hanya Eropa daratan yang booming. Di Inggris pun mulai terlihat kebangkitan sepeda-el. Diperkirakan bahwa tahun depan sepeda-el sudah bersaing dengan sepeda konvensional.

Tak hanya untuk komuting, bahkan sepeda-el sudah merambah ke e-trekking atau e-mountain bike yang merambah jalanan non-aspal. Di Jerman saja, penjualan e-bike naik hingga 12 persen. Memang masih didominasi oleh e-city bike, sepeda-el untuk keseharian.

selis cendrawasih
Sepeda listrik yang selis. Pedalis mau mengayuhnya ketika listriknya habis?

Namun perlu ditegaskan kembali bahwa sepeda listrik yang dimaksud di sini adalah sepeda biasa yang pedalis kenal sehari-hari, lalu ditambahkan beberapa komponen listrik seperti motor, baterai, dan pengontrol. Semuanya menyatu dengan desain sepeda sehingga sosok sepeda masih dominan.

Sepeda listrik yang dijual di beberapa toko sepeda sekarang ini lebih tepat disebut sepeda motor pedal. Mirip dengan motor matic yang diberi pedal. Selis ini mengandalkan tenaga listrik sebagai penggeraknya. Jika listrik habis pasti malas gowesnya.

Berbeda dengan sepeda-el. Tenaga listrik hanya untuk menambah tenaga pedalis, tidak sepenuhnya menggantinya. Jadi, jika pas tanjakan teman kita terengah-engah mengayuh, pedalis pemakai sepeda-el bisa berpura-pura mengayuh sambil menekan tuas motor listrik.

Ada tiga komponen yang membedakan antara sepeda biasa dan sepeda-el. Pertama baterai, kedua motor, dan ketiga penggerak. Komponen paling penting dari ketiganya adalah motor tentunya. Motor ini bisa ditaruh di tiga tempa: hub (as) depan, hub belakang, atau di penggerak pedal (BB).

Jika ditaruh di hub depan akan ada sensasi ditarik. Mirip dengan mobil berpenggerak roda depan. Sementara jika ditaruh di hub belakang, mirip dengan sepeda biasa yang dikayuh. Pedalis seperti didorong. Ini mirip dengan mobil kebanyakan yang berpenggerak roda belakang. Nah, yang terakhir, berpenggerak di pedal seperti kayuhan biasa.

Untuk baterai saat ini bisa membantu pedalis menempuh perjalanan sepanjang 32 km sampai 96 km. Tergantung mode kayuhan yang pedalis pakai. Juga kontur tentunya.

Jika tertarik, di YouTube banyak panduan do it yourself mengubah sepeda biasa menjadi sepeda-el jika merasa kemahalan membeli sepeda-el yang sudah jadi.

Atau, tunggu tahun depan. Sepertinya harga untuk sepeda-el akan kompetitif seiring dengan maraknya sepeda-el ini.

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments