pedalku.com – Bagi penggemar perlengkapan dan peralatan luar ruang merek Eiger, tentu akan menyadari adanya perubahan logo pada barang-barang yang dikeluarkan oleh PT Eigerindo Multi Produk Indonesia. Yang awalnya berbentuk elips dengan siluet gunung segitiga, kini logo Eiger berubah menjadi siluet gunung dalam garis yang tegas, dan tanpa bingkai elips.

Seiring perubahan logo, Eiger pun berubah posisinya. Jika sebelumnya menyasar pasar empat musim (antara 2004 – 2010 produk Eiger juga dipasarkan di Jerman dan sambutannya bagus), dengan logo baru ini Eiger fokus ke wilayah tropis, yang dibatasi dengan garis semu 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan.

(Pannier Eiger: Muat Banyak, Takut Hujan)

Dalam acara Small Group Media Briefing di Jakarta (28 Februari 2018), Marketing Communications Manager PT Eigerindo MPI, Arif Husen, menjelaskan sejarah Eiger dari awal mula sampai kini yang mengubah posisinya sebagai produsen alat luar ruang khusus tropis. Alasan ini didukung oleh data-data bahwa wilayah tropis memiliki 40 persen populasi dunia (sekitar tiga miliar), 66 persen keanekaragaman flora dan fauna, serta 80 persen ragam serangga.

Dari beberapa ekspedisi yang telah dilakukan Eiger, sekaligus mencoba produk-produk mereka, ternyata alam tropis membutuhkan peralatan yang berbeda dengan medan di empat musim. Seperti ancaman serangga yang ditemui di hutan tropis Kalimantan saat Ekspedisi Black Borneo pada 2016. Dari sini terciptalah hammock yang dilengkapi dengan jaring pelindung serangga.

Alam tropis yang hanya mengenal dua musim, hujan dan kemarau, selain membutuhkan pakaian yang nyaman saat panas juga harus cepat kering ketika terkena hujan. Jadi tak melulu fokus pada pakaian untuk melindungi tubuh dari siraman air, namun juga menciptakan pakaian yang cepat kering ketika basah (quick dry).

(Memaknai Sumpah Pemuda Bersama EIGER Dalam Ekspedisi 28 Gunung)

Melalui riset dan uji coba itu, Eiger pun menelurkan beberapa teknologi yang khas wilayah tropis. Seperti Tropic Insect, Tropic Dry, Tropic Shell, dan lainnya. Arif menegaskan bahwa dalam pembuatan produk Eiger yang nyaman, awet, dan kuat, perusahaannya sangat mengutamakan workmanship yang berkualitas. Tentu saja ditunjang dengan harga yang bersaing.

Untuk menjadi juara di wilayah tropis ini, Eiger membuat peta jalan yang dimulai pada 2016. Ada empat tahapan yang akan ditapaki Eiger. Tahap pertama Explore, 2016 – 2017. Ekspedisi yang terakhir dilakukan adalah Ekspedisi 28 Gunung dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tahap kedua, 2018: Discover, yang dilanjutkan Conquer (2019), dan Champion (2020).

Nah, menutup tahapan peta jalan itu Eiger akan mengadakan “penziarahan” ke Gunung Hkakabo Razi (5.881 m di atas permukaan laut) di Myanmar yang merupakan gunung tertinggi di Asia Tenggara. Bukan sembarang gunung sebab gunung ini diklaim sebagai salah satu dari gunung tersulit di dunia. Sama seperti Gunung Eiger (3.967 mdpl) di Swis. Untuk mencapai lerengnya saja butuh waktu sekitar sebulan.

Tahun 2018 ini Eiger Adventure Service Team (EAST) akan menggelar persiapan pendakian ke Hkakabo Razi. “Survei awal,” kata Galih Donikara, pimpinan EAST. Di samping itu, Eiger juga akan menggelar sejumlah kegiatan yang mendukung kampanye Tropical Adventure.

(Gsr)

Kontributor Netfit.id

Tertarik untuk berbagi cerita mengenai sports, lifestyle and happiness? Jangan segan untuk berbagi dengan yang lain.

Kirimkan saja artikelnya ke [email protected]

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments