Pedalku—Musibah gempa dan tsunami Palu-Donggala meninggalkan duka dan kesedihan bagi negeri ini. Begitu banyak keluarga, sanak saudara atau teman-teman yang menjadi korban. Dunia lari pun berduka kehilangan sejumlah rekan pelari yang akan mengikuti Half Marathon Palu Nomoni 2018 pada Minggu (30 September 2018). Dua di antaranya  adalah Muhammad Iswar Mamming, dari Run for Indonesia (RFI) Kendari serta Dio Syaputra Sikopa dari Run is Our Therapy (RIOT) meninggal dalam musibah tersebut.

Muhammad Iswar Mamming

Kabar duka sudah disebarkan   setelah musibah itu terjadi. “Telah hilang, saudara kawan lari kami pasca gempa dan tsunami Palu: Saudara Muhammad Iswar Mamming” demikian info yang beredar di WA Grup dan medsos lainnya dilengkapi foto Iswar berbaju batik. Disebutkan, Iswar berangkat ke Palu untuk mengikuti HM Palu Marathon. Kabar terakhir dia menghubungi kakaknya yang mengabarkan bahwa dia sudah tiba di  Bandara Palu pukul 16.15 sore waktu setempat. Sepertinya dari bandara dia langsung menuju tempat pengambilan race pack yang berlangsung di mal Tatura Palu, Jl Emy Saelan Kota Palu, Sulteng. “Kurang lima menit dari jam 05.00 sore kakaknya kembali menghubungi tetapi sudah tak bisa….”. Sekitar waktu itulah, gempa yang disusul tsunami menerjang kota Palu.

Kepastian Iswar meninggal baru tersebar Kamis (4/10/2018) setelah jenazahnya ditemukan di reruntuhan hotel Roa-roa Palu yang luluh lantak karena gempa dan tsunami. Almarhum yang lahir tahun 1985 itu adalah seorang pegawai negeri sipil di Bappeda Kota Kendari.

Kepergian Iswar memberi kesan begitu mendalam bagi-rekannya di RFI Kendari. Kapten RFI Bogor Faruly Wijaya mengatakan, almarhum masih sempat mengirimkan chat terakhir di WAG RFI Kendari.

“Kami semua merasa kehilangan. Almarhum meminta izin tidak ikut syukuran ultah ketiga RFI Kendari, pagi sebelum berangkat ke Palu,” kata Faruly. HM Palu Nomoni tadinya akan merupakan race pertama almarhum yang baru saja setahun menyukai olah raga lari.”Almarhum sosok yang berwibawa , tdk banyak bicara, sopan dan santun dalam bertutur,” kenang Faruly.

Ryan Umar dari RFI Kendari tidak menyangka Iswar pergi terlalu cepat. “Almarhum bersemangat sekali berangkat ke Palu untuk menghadapi race perdana sekaligus virgin HM dia. Kenal Iswar ketika Kelabang (Kamis Lari Bareng) empat bulanan lalu. Dia menghampiri saya dan memperkenalkan diri. Orangnya ramah, cepat beradaptasi dan semangat berlari,” kenang Ryan yang terakhir berlari saat long run Agustusan, 17 Agustus lalu.

“Almarhum sosok yang lebih banyak diam, namun keramahan dan kebaikan beliau tergambar jelas diwajahnya. Selama kenal dengan beliau, tidak ada tutur maupun sikap yang membuat kami merasa beliau bukan orang yang baik. Almarhum orang baik, “ kata Rama, sesame rekan pelari Kendari.

Jamal Alun, kawan lari RFI Kendari malah sempat memberi semangat almarhum saat akan berangkat ke Palu. “Finish strong ya” kata Jamal menjawab almarhum yang meminta maaf tidak bergabung di ulang tahun RFI Kendari.

“Soalnya mau ikut Palu Marathon. Nanti saya larikan spesial buat RFI Kendari, di sana” kata Izwar. Untuk itu, dia akan berlari dengan jersey RFI warna hitam dengan gambar Merah Putih di dada.

“HM-nya bukan di Pulau Dewata, tapi di khatulistiwa aja,” katanya. Jamal pun memberi semangat, belum ada kawan lari Kendari yang pergi ke Palu untuk maraton. “Mungkin pertemanan kami sangat singkat, tetapi saya merasa sangat kehilangan,” kata Jamal.

Sementara Dio Syaputra Sikopa yang juga menjadi salah seorang pelari yang menjadi korban musibah Palu, merupakan anggota komunitas RIOT. Sebelum berangkat untuk mengikuti HM Palu Nomoni, September lalu, almarhum baru mengikuti maraton pertamanya di Maybank Bali Marathon.

Menurut Kapten RIOT Jakarta, Toma Pradana, Dio yang lahir di Palu 17 Februari 1998 itu merupakan anak bungsu yang mandiri dan kebanggan keluarganya.

“Dio itu sosok yang selalu ceria, penyayang dan perhatian sama orang di sekeliling dia,” kenang Toma. Almarhum yang dikenal selalu memikirkan orang lain, ringan tangan dan membantu sesama itu setelah dari Palu, dia akan mengulang maraton keduanya di Borobudur Marathon, November mendatang.

“Semangaatnya luar biasa, semangat berlari. Semangat mengeluarkan ide-ide buat kemajuan RIOT Palu,” demikian kesan-kesan rekan pelari RIOT.

“Seperti mimpi rasanya, baru kemarin dia bantu handle RPC kita di MBM, bersenda gurau di gathering siang itu, dia Marathon pertama jg di MBM,  Selamat jalan Dio, kamu sudah berpulang kini, segala cerita tentangmu selalu kami ingat, cheering kami berupa doa yg terus kami panjatkan untukmu skrg, esok dan seterusnya.Innalillahi wainnailaihi rojiun,” kata rekan RIOT lainnya.

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments