pedalku.com – Peranti  ini pasti tak asing dengan para pedalis. Ya, selain mengandalkan bladder yang ada di hydropack, hidrasi pedalis berasal dari bidon.

Terpikirkah mengapa disebut bidon?

Bidon ternyata artinya “botol air”. Ya sesederhana itu saja. Bidon diambil dari bahasa Prancis. Kalau pedalis perhatikan, banyak istilah-istilah berbahasa Prancis nempel di peranti sepeda. FD dan RD contohnya.

Dalam sejarah sepeda, bidon awalnya berupa botol logam dengan bukaan yang disegel gabus. Bidon itu dicantolkan di handlebar.  Bentuk dan ukurannya kira-kira sama dengan bidon sekarang ini. Ada keranjang yang ditempelkan di handlebar yang bisa memuat dua bidon besi itu.

Keranjang itu memiliki tuas yang bisa digeser untuk membuka dan menutup pegas yang akan mengeluarkan bidon dari keranjang sehingga pesepeda bisa meraih bidon.

Akan tetapi dua bidon di handlebar membuat sepeda jadi kurang aerodinamis. Apalagi saat bidon penuh membuat pengendalian sepeda jadi sulit. Sampai sebuah inovasi terpikirkan.

Adalah René Vietto, salah satu pesepeda terbaik di Tour de France tapi belum pernah memenangkan lomba, merupakan orang yang mewariskan penempatan bidon di down tube. Ketika Vietto finis di tempat kedua pada 1939, ia memasang satu bidon di handlebar dan satu di downtube. Dengan turunnya pusat gravitasi sepeda itu membuat pegendalian sepeda membaik.

foto: Cycling Weekly

Di penghujung 1950-an, semua pesepeda profesional memakai model Vietto ini. Bidon pun mulai terbuat dari plastik yang bisa diremas sehingga memudahkan air dalam bidon keluar.

Kemudian selama 1960-an, keranjang bidon di handlebar pun dihilangkan. Para pesepeda lebih suka membawa satu bidon demi pengendalian sepeda yang nyaman. Ketika faktor hidrasi dipandang penting dalam dunia sepeda, tempat bidon di seat tube pun ditambahkan.

Jadilah tempat bidon seperti saat ini.

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments