Netfit.id, Jakarta — Event lari ultra yang disebut-sebut terganas di Asia Tenggara, Tambora Challenge 320K yang sedianya akan berlangsung pada tanggal 25 – 28 November 2020 mendatang dibatalkan. Penyelenggara Kompas Tambora Challenge (KTC) 320 mengumumkan pembatalan tersebut melalui media sosial pada hari Senin (19/10/2020) sekitar pukul 12.00.

“Hai Runners, apa kabar? Terima kasih atas partisipasi dan antusiasmenya dalam mengikuti Kompas Tambora Challenge 320K 2020. Berdasarkan pertimbangan kondisi saat ini yang masih rentan akan bahaya pandemi Covid-19, serta pertimbangan lain perihal perizinan dan rekomendasi pelaksanaan event di masa pilkada provinsi NTB tahun 2020 mendatang, dengan berat hati kami sampaikan bahwa event KTC320K tahun ini DIBATALKAN,” demikian penyelenggara KCK 320K dalam siaran di Facebook Tambora Challenge. Jadwal November tersebut merupakan jadwal ulang dari rencana sebelumnya penyelenggaraan Tambora Challenge pada 22-25 Juli 2020.

Penyelenggara mengatakan, sangat mengapresiasi Runners yang sudah mendaftar dan seluruh persiapan yang sudah dilakukan. Semoga kita dapat bertemu di tahun yang akan datang.

“Bagi para peserta, mohon cek email untuk keterangan lebih lanjut mengenai pengembalian dana pendaftaran. Jangan berhenti untuk terus berlatih ya, tetap sehat dan semangat!” katanya.

Menurut catatan Netfit.id, pada tanggal 7 Agustus lalu, penyelenggara masih mengumumkan calon peserta KTC 320K yang lolos kualifikasi untuk mengikuti lari tersebut. Untuk pertama kalinya pula, event Tambora Challenge 320 berganti nama menjadi Kompas Tambora Challenge, setelah pada pertama kalinya bernama Trans Sumbawa 320.

Tercatat sebanyak 15 pelari laki-laki dan 7 orang pelari perempuan akan mengikuti kategori full 320 kilometer. Sebanyak 12 pasangan pelari pria dan tiga orang pelari wanita akan mengikuti kategori relay.

Sudah berlatih

Walaupun mencoba mengerti alasan pembatalan, para pelari umumnya menyatakan rasa kecewanya atas pembatalan tersebut. Mereka sudah berlatih berbulan-bulan dengan disiplin tinggi, mengatur pola makan, istirahat dan strategi lomba.

Maryanto Satria Nusantara yang akan berduet dengan Hendra Siswanto misalnya, sudah berlatih selama 5 bulan lebih dan sudah melahap 3.000 kilometer lebih.

“Saya sangat menyayangkan pembatalan tersebut. Pembatasan peserta yang hanya sekitar 50 orang sebenarnya memudahkan untuk melaksanakan protokol kesehatan,” kata Maryanto yang pada event Tambora Challenge 2018 menempati tempat kedua (63 jam 14 menit 21 detik), setelah William Binjay (62 jam 26 menit dan 34  detik).

Menurutnya, para pelari optimistis acara KTC320 tetap bisa berlangsung. Para pelari pun sudah latihan dengan sangat serius untuk bersiap diri. Lelaki berusia 59 tahun itu sudah berangkat tidur pukul 21.00 malam untuk bangun pukul 04.00 pagi harinya untuk berlatih. Pengaturan makanan dan istirahat pun dengan ketat dilakukan.

“Padahal kalau Tambora Challenge itu tetap dilangsungkan akan bagus gaungnya. Olahraga bagus untuk kesehatan dan kebugaran. Itu semua bisa dilakukan di saat masyarakat pesimistis dan waswas akibat pandemi Covid-19,” katanya.

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments