Netfit.id,  Bogor – Setelah ekonomi masyarakat babak belur selama delapan bulan akibat pandemi Covid-19, pemerintah pun berusaha mendorong roda ekonomi agar terus menggelinding di masa PSBB ini.

Pemerintah tampak serius menggenjot sektor kuliner dengan beragam program pelatihan maupun pendanaan. Ya, maklum, selama pandemi sektor ini justru sedang naik daun dan bisa menjadi lokomotif pergerakan ekonomi di masyarakat. Apalagi wisata kuliner saat ini sudah menjadi gaya hidup.

Sektor yang sebenarnya juga wajib menjadi perhatian pemerintah adalah sport tourism. Apalagi sebenarnya hidup sehat sudah lama menjadi life style, khususnya masyarakat perkotaan yang akrab dengan hutan beton.

Apalagi di era pandemi ini, olah raga menjadi salah satu menu utama agar imun kita meningkat selain asupan yang seimbang serta istirahat cukup.

Beruntung, meski tanpa banyak campur tangan pemerintah, sektor sport tourism ini terlihat makin menggeliat. Salah satu yang cukup mendapat respon masyarakat adalah wisata trekking di seputar Sentul, Bogor, Jawa Barat.

“Seru banget. Bulan depan kami akan ke sana lagi. Ambil trek yang lain. Anak-anak juga sangat menikmati wisata ini,” kata M. Khisky yang Minggu (15/11) bersama dua anak dan istrinya ikut paket trekking di Sentul.

Bagi Khisky dan keluarganya, wisata ini sangat istimewa. Apalagi ia hampir tidak pernah melakukan perjalanan seperti itu. “Kami diajak jalan di persawahan, menapak pematang yang becek, menyeberangi sungai dan masuk perkampungan. Bukan hanya anak-anak, ini pengalaman yang langka bagi kami sebagai orangtua,” tandas warga Pamulang Tangsel ini.

Rombongan ini juga diajak melintas padang ilalang yang sangat instagramable. “Banyak sekali yang menarik jadi tempat spot foto. Tapi bagi kami tempat ini yang paling keren. Lumayan bagus untuk konten sosial media.”

Padang ilalang ini, lanjut Khisky juga jadi tempat istirahat pertama. “Tapi sejujurnya kami lebih banyak istirahat dan foto-foto di sepanjang rute yang kami lewati.”

Sebenarnya tempat istirahat yang sebenarnya ada di sebuah saung persis di pinggir sungai. Di tempat ini peserta bisa menikmati hidangan sesuai yang mereka pesan. Menu andalan di tempat ini adalah nasi liwet yang bisa dihidangkan secara riungan. Namun bila tak memesan sebelumnya, menu yang tersedia hanya mi instan dan kelapa muda.

Di tempat ini Khisky dan keluarganya menyudahi petualanganya dengan makan dan mandi di sungai. “Sebenarnya finish di Curug Luewi Asih yang sebenarnya tidak jauh lagi. Tapi anak-anak sudah capek. Apalagi hari Senin mereka ada ulangan. Bulan depan deh kami ajak ke sini lagi.”

Kenapa bulan depan, selain anak-anak sudah libur, proyek betonisasi di jalan menuju lokasi juga sudah kelar. “Lumayan sih kemarin sempat kena macet. Untungnya mereka mengawal kami lewat jalan alternatif.”

Minggu lalu Khisky dan keluarganya mengambil rute C1 yang jaraknya tak sampai 4 km. Ongkos jasa guide ini, kata Khisky per orang hanya Rp 100 ribu. Harga itu di luar makan.

Selain bersama istri dan dua anaknya yang masih sekolah SD, Khisky juga mengajak saudara-saudaranya. “Rombongan kami berjumlah 11 orang. Empat masih anak-anak.” Untuk rombongan ini, pihaknya dipandu oleh 4 orang.

Empat orang pemandu ini berasal dari Karang Taruna desa setempat. “Konsepnya bagus banget. Memberdayakan pemuda setempat lewat Karang Taruna. Saat week end seperti ini, sehari mereka bisa memandu sampai 3 kali lho.”

Bukan hanya sebagai pemandu, mereka juga siap mengendong anak-anak saat menyeberang sungai. “Maklum anak-anak pakai sepatu dan mereka takut basah.”

Selain memberdayakan pemuda, kegiatan trekking ini juga bisa menghidupkan ekonomi desa. Saat melintasi perkampungan, kata Khisky ada yang jualan hasil bumi desa tersebut. Salah satu rombongan Khisky kemarin ada yang belanja beras merah.

Kegiatan-kegiatan semacam ini yang bisa menggairahkan roda ekonomi ketika situasi sedang terpuruk akibat pandemi yang belum tentu kapan berakhir.

Khisky pun menjadi pelopor dengan mengajak tetangganya trekking di Sentul. Ya, selain mendapat udara segar dan pengalaman seru, juga ikut menggerakkan ekonomi warga setempat.

Yuk ah… Yang penting #Ingatpesanibu

Cak KRIS

Suka lari, sepeda, dan kegiatan luar ruang. Aktivitas ini sering dituangkan dalam tulisan, foto, video di sosial media, wesbite atau untuk kebutuhan cetak. Tujuan utamanya, hanya sebagai dokumentasi, agar terekam jejak digitalnya. Syukur-syukur bisa menjadi inspirasi atau malah bisa berbagi keberkahan. Salam Sehat.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments