Benarkah bersepeda dapat menyebabkan disfungsi ereksi ? Hal ini masih menjadi perdebatan. Ada yang pro ada pula yang kontra. Apa sih pengaruh bersepeda bagi ereksi ?
Mekanisme Ereksi Normal
Penis berisi tiga struktur berbentuk tabung yang memanjang, yaitu dua buah corpora cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang berisi urethra. Ereksi penis terjadi bila darah mengalir dan memenuhi corpora cavernosa karena berbagai bentuk rangsangan. Selain yang paling umum karena rangsangan seksual, ereksi pada manusia laki-laki juga dapat terjadi karena tekanan kandung kemih yang penuh. Ereksi juga terjadi secara otonom (tanpa kesadaran), misalnya pada saat tidur. Secara normal ereksi berakhir jika rangsangan seksual diakhiri atau terjadi ejakulasi sperma.
Impotensi adalah ketidakmampuan penis untuk ereksi secara penuh. Penyebabnya dapat bersifat fisik maupun kejiwaan (psikis). Impotensi menjadi permasalahan yang serius bagi banyak orang dan penyembuhannya dilakukan secara medik maupun alternatif. Pada banyak kasus, impotensi adalah hasil dari kurangnya darah mengalir ke tubuh atau kegagalan urat darah halus menghantarkan darah di dalam tubuh.
Kegagalan ereksi dapat disebabkan oleh hal-hal bersifat organik (ketuaan, penyakit di dalam tubuh), atau bersifat non organik (psikologis, obat-obatan, dll). Insiden impotensi meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. Salah satu yang paling umum pada pria berumur adalah ketidakcukupan pembuluh darah, biasanya terjadi oleh penyakit pembuluh darah yang tersumbat.
Terus apa hubungannya dengan sepeda ?
Sejumlah laporan kasus telah menunjukkan bahwa bersepeda “BISA” menyebabkan masalah pada ereksi. Awalnya dua laporan di tahun 1970-an mencatat bahwa hubungan antara cedera perineal (saluran untuk mengalirkan darah ke penis) dan bersepeda jarak jauh menyebabkan gangguan pada ereksi. Laporan terbesar mengenai hubungan antara bersepeda dengan impotensi adalah pada tahun 1997, dimana seorang pembalap (sepeda) bersepeda sepanjang 540 km mempunyai 13% insiden kesulitan dengan fungsi erektil setelah selesai berlomba. Tercatat, bahwa bersepeda yang berlebihan (beberapa jam per minggu, beberapa mil per minggu, berjam-jam, atau ber mil-mil) berkolerasi langsung atau tidak langsung dengan keluhan urologis, termasuk disfungsi ereksi dan mati rasa (semutan) dari perineal.
Menghindari Impotensi saat Bersepeda
Banyak yang mengatakan bahwa bersepeda dapat menyehatkan badan. itu memang betul. Bahkan bertolak belakang dari penelitian tentang disfungsi ereksi seperti diuraikan diatas, bersepeda dapat meningkatkan libido dan stamina. Jadi sepeda “BISA” menyebabkan disfungsi ereksi dan “BISA” meningkatkan libido dan stamina ?
Jadi bagaimana caranya supaya libido dan stamina meningkat dan disfungsi ereksi tidak menimpa pedaler ketika menikmati setiap gowesan, berikut beberapa hal yang harus dicermati :
1. SADEL.
Sadel adalah bagian yang harus pedaler perhatikan. Pedaler harus menghindari sadel yang terlalu sempit dan keras. Gunakanlah sadel yang lembut dan ujungnyanya diposisikan beberapa derajat ke bawah. Pilihlah sadel yang dirancang untuk meminimalisir tekanan pada bagian tengah perineal. Beberapa model sadel ini lebar dan berlapis penuh; terdapat lubang di bagian tengahnya. Sadel jenis ini dapat mengurangi tekanan pada bagian tengah perineal. Hindari penggunaan sadel yang kasar, keras, rata (tidak berlubang), dan kecil (sempit); karena hal ini dapat menimbulkan tekanan hebat pada perineal serta syaraf tulang belakang.
2. POSISI DUDUK
Selain menggunakan sadel yang tepat, maka posisi duduk saat bersepeda adalah hal yang sangat penting . Tinggi rendahnya posisi sadel saat pedaler mengayuh sepeda sangat berpengaruh pada tekanan perineum. Maka sesuaikan tinggi sadel dengan kondisi badan pedaler saat duduk. Yang paling baik adalah dimana posisi kaki masih menekuk sedikit (146,5 derajat) pada saat pedal berada di titik terendah. Selain itu, lakukan sesekali merubah posisi duduk (ke depan/belakang) setelah beberapa lama bersepeda, atau berdiri diatas pedal untuk beberapa saat, agar memberi kesempatan pada darah mengalir ke penis. Jangan duduk pada saat melewati jalanan kasar/rusak atau pada tanah yang berlubang/berbatu.
3. LAMA BERSEPEDA
Para ahli kesehatan mengatakan bahwa masalah disfungsi ereksi juga berkaitan dengan lamanya bersepeda. Waktu paling ideal adalah maksimal 2 jam, untuk selanjutnya beristirahat selama 15-30 menit.
Meskipun pedaler kuat bersepeda dalam waktu yang lama; ingat!, dibalik selangkangan Anda terdapat urat-urat pembuluh darah halus yang tidak sekuat “semangat” pedaler. Pembuluh-pembuluh darah halus ini memiliki kerentanan ataupun kekuatan yang sama pada setiap orang. Nafas dan dengkul Anda boleh kuat daripada teman yang lain, tetapi kekuatan urat-urat pembuluh darah “kita” untuk menahan tekanan adalah sama. Maka lakukan istirahat setelah mengayuh pedal setiap 2 jam.
4. BERAT BADAN
Bagi Anda yang memiliki berat badan diatas rata-2 (baca: gemuk), maka carilah sepeda berukuran sesuai dengan kondisi badan Anda. Salah satu petunjuk penting bagi orang berbadan seperti ini adalah menggunakan sepeda yang bersuspensi ganda, fullsus (full suspension). Tapi, dengan tetap pada ketentuan penggunaan sadel yang tepat.
Jadi, masih takut bersepeda karena menyebabkan disfungsi ereksi ? TENTU TIDAK… Bersepedalah selama pedaler suka, ingat 4 hal di atas dan jangan terlalu berlebihan, sebab segala sesuatu yang berlebihan hasilnya akan merusak.
terima kasih infonya,,, sangat membantu sekali……