Untuk memaksimalkan latihan cardio atau alasan kesehatan, sejumlah pesepeda kini banyak yang menggunakan HR monitor (heart rate monitor atau pemantau denyut jantung). Beragam merek dan tipe dijual dengan harga beragam pula. Rumus sederhana yang biasa digunakan untuk mengetahui HR maksimal adalah 220-umur. Tetapi untuk keperluan latihan biasanya orang cukup mencapai HR 60-80 persen saja dari HR maksimal.
Paling kesal jika ternyata HR monitor ternyata tidak berfungsi dengan baik. Ibaratnya, nafas udah engap-engapan alias tersengal-sengal eh HR rate kita terbaca cuma 70 bpm, atau bahkan di bawahnya. Kalau urusannya sudah begitu, dipastikan ada masalah dengan HR monitor kita. Berikut beberapa penyebab ngaconya pembacaan HR monitor:
- Coba perhatikan strap (tali), sudahkah berada di tempat yang benar. Strap pemantau denyut harus tepat berada di sekitar ulu hati, tepatnya di tengah rusuk, di bawah otot dada atau payudara. Jadi coba ubah-ubah posisi strap, geser kanan-kiri, atas bawah sampai pas.
- Kelembaban juga bisa menjadi penyebab turunnya konduktivitas strap dengan perangkat pembaca — biasanya berbentuk jam tangan. Tetapi beberapa merek sekarang sudah bisa digunakan untuk berbasah-basah atau berenang.
- Jikalau HR monitor masih belum bisa membaca denyut jantung dengan benar, coba bersihkan bantalan sensornya. Cara paling mudahnya, jilat aja terus lap kering he he..
- Kalo mau ribet dikit, di apotik ada dijual gel khusus untuk meningkatkan konduktivitas. Itu lo elektroda gel yang biasa digunakan untuk keperluan medis, seperti EKG atau USG ibu hamil.
- Masih mentok juga? Coba ganti saja baterai HR monitor anda. Dalam banyak kasus, batere soak memang akan membuat alat anda ngaco membaca denyut jantung. Biasanya HR monitor menggunakan baterai kancing, jadi sebaiknya anda menyimpan cadangan, enggak berat kan? (http://www.dcrainmaker.com)
boleh minta informasi merk HR monitor yang bagus om.. dirumah ada 3 umurnya gak pernah sampe 1 tahun