Suata pagi saat berjalan kaki menuju tempat transportasi umum, seorang bapak yang berprofesi mengayuh pedal di kompleks sebelah menyapa dengan ramah, “Sepedanya ke mana?” Dengan tersenyum saya membalasnya, “Istirahat dulu pak. Kasihan sepedanya kecapaian.” Ternyata sang bapak sering memperhatikan saya yang hampir setiap hari lalu-lalang menggunakan sepeda. Ya, saya memang mencintai sepeda.
Bagi pedalis, sepeda bagaikan pasangan hidup. Pedalis yang menggunakan sepeda untuk ke tempat aktivitas paling tidak 5 hari seminggu ‘pasangannya’ diajak jalan. Sementara bagi pedalis yang tidak bersepeda ke tempat aktivitas, hampir setiap hari pikirannya tidak jauh-jauh dari sepeda. Senin – Selasa berbagi cerita dan tawa saat bersepeda di akhir pekan lalu. Rabu – Kamis diskusi tentang trek yang akan dicoba weekend nanti. Sementara hari Jum’at sibuk dengan janji sana-sini, persiapan gowes hari Sabtu.
Tak ada salahnya memang mencintai sepeda. Apalagi ternyata banyak hal positif mengenai sepedaan. Apa saja pengaruh positif bersepeda?
- Membakar kalori dengan cepat. Bersepeda 40 menit di trek onroad ~ dengan kayuhan santai sekalipun (rata-rata di bawah 20 kpj) akan membakar paling tidak 400 kalori. Saat kecepatan dinaikkan menjadi 22 – 24 kpj, kalori yang terbakar menjadi berkisar 500 kalori.
- Ramah terhadap persendian. Bersepeda termasuk olahraga low-impact sehingga jauh dari cedera persendian, terutama pada lutut. Bagi pedalis yang memiliki masalah dengan lutut, bersepeda adalah pilihan yang baik untuk berolahraga.
- Sangat baik untuk mengurangi stress. Salah satu hasil riset di Eropa, 71% orang yang berolahraga outdoor merasakan stress yang dialami jauh berkurang. Sementara itu olahraga indoor ternyata semakin membuat stress bagi sebagian besar orang. Dan bersepeda adalah salah satu olahraga outdoor yang menyenangkan ~ tak hanya dapat melihat pemandangan yang indah, bercengkrama dengan sesama pedalis membuat hidup ini menyenangkan.
- Semakin peka dengan lingkungan sekitar. Saat berada di atas sepeda pedalis tak hanya peka terhadap hal-hal yang membahayakan keselamatan seperti mobil dan motor, tetapi juga lebih peka secara sosial ~ bagaimana keadaan masyarakat di daerah yang dilalui. Kecepatan sepeda membuat pedalis dapat menjangkau area yang cukup jauh serta memiliki banyak waktu untuk memperhatikan lingkungan sekitar.
- Berlatih kesabaran. Menikmati kayuhan demi kayuhan menjadi kunci kesabaran. Saat pedalis tidak sabar dan ingin cepat-cepat mencapai suatu tujuan, nafas dan dengkul menghalangi keinginan tersebut ~ memaksa pedalis menurunkan kecepatan dan sedikit bersabar.
Dari 5 alasan utama mengapa kami mencintai sepeda, tentu masih banyak alasan lain yang pedalis rasakan saat bersepeda. Selama sepeda tetap dikayuh, tak menjadi soal perbedaan tersebut.
Add comment