Pedalku.com – “Saat ikut Jelajah Sepeda Kompas di etape-etape awal saya suka gaya RC Marta Mufreni memeriksa barisan. Ia gowes naik turun memastikan semua peserta dalam satu barisan. Ya seperti seorang komandan lapangan. Wajahnya kadang tegang tapi lebih sering cengengesan. Apalagi kalo menghampiri saya dan membisiki satu ‘rahasia’ peserta yang berhasil ditemukan. Saya membayangkan hari ini dia dia gowes naik turun memastikan seluruh peserta jelajah dalam satu barisan… Selamat berjuang kawan…..“
Kesan itu tercatat dalam status Facebook Cak Kris ~ penggowes dari Kompas Gramedia Cyclist ~ seorang peserta jelajah yang pernah mengikuti Jelajah Sepeda Kompas. Peserta jelajah, pasti mengenal Marta. Mantan atlet sepeda yang kini berusia sekitar 39 tahun itu, selalu hadir sebagai Road Captain (RC) yang memimpin peleton perjalanan jelajah. Dia selalu didampingi sedikitnya lima orang marshal yang membantunya, termasuk para sweeper.
Merekalah yang menjadi pemandu para peserta jelajah, yang menentukan kecepatan gowes para peserta karena para peserta harus berada dalam satu rombongan besar. Sesekali ada peserta tercecer ~ biasanya di tanjakan panjang ~ para marshal inilah yang memberi semangat, sesekali membantu mendorongnya.
Marta memang bukan orang baru di dunia persepedaan. Sudah hampir seperempat abad dia menggeluti sepeda, menyenangi sepeda sejak 1989. Sebelum dikenal sebagai atlet sepeda gunung, Marta sempat menjadi atlet balap sepeda pada tahun 1992. Sebagai pembalap sepeda gunung dia mencatatkan namanya di beberapa kejuaran internasional pernah seperti juara III Cross Country World Cup Series di Australia (1995), juara I kejuaraan Cross Country Singapura (1996), dan peringkat keenam Downhill tingkat Asia di Taiwan (1996).
Di JSMM kali ini, ada yang berbeda. Walaupun dalam Jelajah Sepeda Manado Makassar (JSMM) ikut serta sebagai marshal, Marta kali ini mendampingi Agung Hartanta dari Kompas Gramedia Cyclist (KGC) yang untuk kali ini menjadi Road Captain. Bukan cuma alasan regenerasi, tetapi juga memberikan kesempatan kepada Marta untuk menularkan ilmunya. Selain Marta dan Agung, marshal lainnya adalah Agus Surono, Ketut Arya Mahardi (keduanya dari KGC), serta Irwan Kankan dari Semarang.
Menurut beberapa peserta, Marta dan Agung berbeda gaya tentu saja. Namun kesan bahu-membahu antara sesama marshal menjadikan perjalanan jelajah kali ini pun tetap menyenangkan. Para peserta ~ seperti juga dalam Jelajah Sepeda Kompas sebelumnya ~ menjadi sebuah keluarga di perjalanan, dengan rasa persaudaraan yang tinggi.
Berbeda dengan Marta, Agung Hartanta ~ juga Ketua KGC ~ adalah pesepeda hobby dan pekerja bersepeda alias bike to worker (B2W er). Rumahnya di kawasan Sentul, Bogor membuat Agung akrab dengan tanjakan KM.0 Sentul. Sesekali dia bersepeda ke kantornya di bilangan Palmerah, Jakarta Selatan. Seringkali menggunakan seli, untuk bersepeda ke shelter sepeda di Sentul dan turun di kawasan Cakung. Namun kecelakaan akibat selinya ditabrak oleh motor, membuatnya agak menahan diri bersepeda seperti itu. Kini, dia seringkali bersepeda dari tempat kost anaknya di bilangan Slipi yang tak jauh dari kantornya.
Agus Surono alias Gus Sur, juga adalah pesepeda yang menjadikan sepeda sebagai kendaraan kesehariannya. Jelajah Sepeda kali ini merupakan jelajah keempat kalinya yang dia ikuti. Tiga lainnya, dia menjadi peserta biasa. Hampir setiap hari menggunakan sepeda untuk berangkat dari rumah di kawasan Condet Jakarta Timur ke kantornya, di kantor Kompas Gramedia Jalan Panjang, Jakarta, sekitar 25 kilometeran. Gus Sur adalah seorang pesepeda yang konsisten, dia sudah ber-bike to work hampir enam tahun.
Gus Sur dikenal sebagai Odong-Odong KGC, yang seperti tak pernah habis saat melalap berbagai tanjakan. Bahkan, beberapa kali dia nekat menggunakan sepeda lipat di saat teman-teman seperjalanannya menggunakan sepeda gunung atau touring. Dia sangat menyukai perjalanan jauh alias touring.
Marshal lainnya yang pendiam ~ ibarat gong, kalau enggak dipukul enggak bunyi ~ adalah Ketut Arya Mahardika. Pemilik dua sepeda Federal mulus ini, juga dari KGC dan hampir setiap hari menggunakan sepeda sebagai kendaraan pulang balik kantor. Sebelum menjadi marshal, Ketut yang Arek Ngalam (Malang) ini beberapa kali mengikuti Jelajah Sepeda Kompas sehingga pengalamannya itu menjadi bekal untuk mendampingi para peserta JSMM kali ini. Ketut dan Gus Sur seringkali melakukan perjalanan jauh bersama, sehingga keduanya bisa saling mengisi di perjalanan.
Sementara Irwan Kankan, dikenal sebagai ‘veteran’ acara-acara sepeda yang diselenggarakan Kompas. Irwan selalu mendampingi coach Marta, menjadi marshal baik dalam acara-acara jelajah sepeda seperti JSMM kali ini, maupun dalam acara sepeda Kompas Bali Bike maupun Minang Bike.
Lelaki asal Semarang yang kini berbisnis jual beli mobil bekas itu, dikenal sebagai pesepeda tangguh. Dia bahu membahu bersama Marta, dan biasanya diminta Marta untuk menggantikan posisinya sebagai road captain, di saat Marta turun ke belakang peleton untuk memastikan keutuhan rombongan penjelajah.
Irwan juga bisa ‘dimanfaatkan’ sebagai mekanik dadakan, jika di perjalanan ada sepeda yang bermasalah. Dia biasanya dengan ringan tangan membantu. Lelaki yang sempat bermukim di Bali itu mengaku melatih stamina bersepedanya dengan bersepeda road bike yang dia lakukan secara rutin.
Salut untuk para marshal yang terus menjaga semangat dan kekompakan tim jelajah sepeda !!
Add comment