Pedalku.com – Etape kesembilan Pendolo – Tomoni Jelajah Sepeda Manado – Makassar sejauh 84 km menjadi etape terberat sejauh ini. Setidaknya itu yang terlontar dari beberapa mulut peserta. Namun ada yang lebih berat lagi jika kita melihat etape Pendolo – Tomoni, dan juga etape sebelumnya, Ampana – Poso.
Ya, kerusakan lingkungan akibat perambahan hutan dan pembangunan. Meski etape Ampana – Poso hanya 40an km terakhir yang digowes, namun dari balik kaca bus yang melaju perlahan terlihat betapa alam menampar manusia yang mengusiknya.
Melintasi jalur Ampana menuju Poso pastilah kita akan terbuai oleh keindahan alamnya. Jalan berkelak-kelok naik turun dengan laut di sisi kanan dan perbukitan di sisi kiri.
Akan tetapi, kenikmatan itu terganggu manakala laju bus tergoncang oleng atau berjalan zig-zag mencari celah jalan yang masih ada aspalnya. Ya, aspal mulus bisa berganti bopeng-bopeng karena terjangan banjir bandang atau longsoran batu dan tanah.
Bahkan yang mencengangkan, banyak kali kecil namun sebaran bekas banjir sangat lebar. Batu-batu besar berserakan di sisi jalan. Tak sebanding dengan lebar jembatan. Sementara nun jauh di sana, di atas bukit, beberapa ‘botak hutan’ terlihat.
Perambahan hutan memang terlihat jelas di sana-sini. Sebidang tanah di kemiringan bukit tampak terlihat hitam menandakan baru saja dibakar. Atau botak begitu saja karena pohon-pohonnya ditebang.
Longsor serupa juga terlihat di etape Pendolo – Tomoni. Hanya saja penyebabnya berbeda. Longsor terjadi akibat pemapasan bukit demi melebarkan jalan Trans Sulawesi sisi timur yang memang sempit.
Beberapa batu malah teronggok di tengah jalan beraspal mulus. Memang, sebagian besar dinding berbatu kapur. Namun jika tidak dikelola dengan baik akan berbahaya juga.
Pelebaran jalan di kawasan Sulawesi tengah ini membuat perjalanan jelajah sedikit terganggu. Apalagi saat turunan di jalan beraspal yang sedang digaruk-garuk aspalnya, membuat pserta jelajah sepeda harus ekstra waspada.
Begitulah yang ingin diberikan oleh jelajah sepeda ini. Yakni mengamati dari dekat setiap perubahan. Semangat kembali ke alam dalam gerakan bersepeda harus bisa menjadi semangat yang perlu disebarluaskan.
Beberapa tulisan soal pentingnya fungsi hutan terpasang di pinggir jalan. Namun seberapa banyak orang yang membaca dan peduli? Melalui jelajah sepeda ini seharusnya bisa menjadi gerakan untuk menyelamatkan lingkungan.
Add comment