Pedalku.com – Kelahiran Solo 25 tahun ini baru saja menjadi perbincangan orang karena prestasinya menembus Olimpiade Rio 2016. Meski langkahnya terhenti karena mengalami kecelakaan saat menjalani lomba putaran kedua, Toni tak kecewa.
Banyak pelajaran bisa diraih dari keikutsertaannya itu. “Terus terang saya kalah jauh dengan lawan-lawan di Olimpiade. Selain itu adaptasi dengan track juga kurang. Praktis saya hanya punya kesempatan menjajal track selama 3 jam. Padahal lawan-lawan saya sudah dari setahun sebelumnya,” kata juara nasional kelas BMX 2016 ini.
Dalam acara Meet & Greet Toni Syarifudin di pabrik Thrill di kawasan Gresik, Jawa Timur Tony mengakui minimnya track berstandar internasional dan berjenis speed cross memang menjadi kendala untuk berbicara di tingkat internasional. Ia membandingkan dengan Jepang yang meski miskin track tapi atletnya rajin mengikuti lomba di Europa.
Toh ia yakin bisa hidup dari “BMX”. Apalagi dunia BMX saat ini mulai booming lagi. Jika sudah tidak kuat gowes lagi ia berencana untuk mendirikan sekolah sepeda dan juga toko sepeda. “Saya sudah jatuh cinta dengan BMX,” kata Toni yang sedang menjalani proses penyembuhan akibat terjatuh saat lomba di Olimpiade.
Peringkat 57 dunia ini sampai akhir tahun akan fokus memulihkan kondisinya untuk kemudian turun ke kejuaraan di Malaysia. “Kata dokter sih butuh waktu 3-4 bulan untuk sembuh,” ujar Toni.
Add comment