Pedalku.com – Beberapa hari lalu viral video tentang “penjajahan” yang dilakukan motoris terhadap trotoar. Yang membuat video ini jadi viral karena bukannya minta maaf, sang motoris malah marah-marah.
Sebenarnya bukan hanya pejalan kaki saja yang terpinggirkan di negeri ini, termasuk pesepeda. Padahal dalam strata transportasi, pejalan kaki menempati urutan tertinggi hingga semua pengguna jalan harus mendahulukan. Urutan berikutnya adalah pesepeda.
Pesepeda juga terpinggirkan di negeri ini. Tengok saja jalur sepeda di Jakarta, kini lebih sering diserobot para motoris. Bahkan lebih tragis lagi, jalur ini malah dijadikan lahan parkir mobil. Tak heran kerap juga terjadi ketegangan antara para pesepeda dengan pengguna jalan lainnya.
Termasuk ketika jalur sepeda di Banjir Kanal Timur diserobot para motoris beberapa tahun lalu. Beberapa minggu para pedalis yang dimotori Rombongan Bekasi menghalau motoris yang lewat jalur tersebut.
Yang paling anyar adalah jalur sepeda di Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Bogor. Sehari-hari, jalur ini lebih banyak dipakai oleh sepeda motor. Kondisi jalur sepeda ini pun sudah sangat memprihatinkan. Warna merah yang menjadi penanda jalur, sudah hilang. Bahkan garis pembatas dengan jalur umum berwarna kuning putih ini mulai memudar bahkan di beberapa tempat sudah menghilang.
Kondisi ini bukan didiamkan para penggiat sepeda di Kota Hujan ini. Beberapa waktu lalu mereka juga menggelar aksi dengan memblokade jalur ini. Bahkan aksi para penggiat sepeda di Bogor ini didukung oleh Pak Wali Kota Bogor Arya Bima yang ikut bersama dalam aksi tersebut.
Toh meski orang nomor satu di Bogor yang memang hobi sepeda dan lari ini ikut serta, penjajahan terhadap jalur sepeda masih tetap berlangsung.
Bagaimana jalur sepeda di kota Anda? Jangan-jangan nasibnya sama!
Add comment