Pedalku.com – The New Adventure, begitu jargon yang dikemas panitia Maybank Bali Marathon (MBM) 2017 kali ini. Ada banyak kebaruan memang dalam ajang tahunan yang dianggap sebagai Lebarannya para pelari ini.
Namun, seperti pepatah tak ada gading yang tak retak, The New Adventure kali ini pun masih menyisakan beberapa ‘lubang’ yang harus segera ditambal jika magnet MBM yang sudah begitu kuat, tak mau kehilangan daya rekat.
Mulai dari pengambilan race pack collection (RPC), panitia harus menambal lubang soal akses ke Taman Bhagawan, Tanjung Benoa, lokasi pengambilan RPC.
Memang, secara keseluruhan proses pengambilan RPC membaik dengan lama antrian berkurang karena BIB dan jersey diambil terpisah. Seperti adagium dunia investasi supaya jangan menaruh telur dalam satu keranjang, maka risiko lama antrian karena harus menunggu jersey sementara BIB sudah di tangan bisa berkurang.
Padahal dengan proses berhenti karena menunggu jersey maka gerak maju pengambil RPC di belakang pun tersendat.
Dengan bertambah luasnya area pengambilan RPC, maka expo yang dulu terpisah lantai bisa menyatu. Bahkan seremonial CSR yang sebelumnya terpisah pun bisa menyatu.
Di sinilah pengambil RPC memiliki hiburan tambahan, termasuk peragaan busana yang menjadi bagian dari seremonial CSR.
Juga ada booth-booth berisi makanan dan tentu saja apparel lari yang membuat peserta lomba MBM menjadi betah berlama-lama di Taman Bhagawan.
Sayangnya, transaksi di booth-booth makanan adalah nontunai, cashless. Menggunakan kartu pembayaran yang ditangani oleh XL dan diberikan ke pengunjung dalam bentuk gelang.
Proses top up dan pengembalian uang dikeluhkan beberapa pengunjung sebab satu dari beberapa alasan adalah tidak terpakainya lagi kartu pembayaran model itu.
Dan akses ke Taman Bhagawan khususnya di hari kedua benar-benar mencederai keindahan Taman Bhagawan.
Ketika pedalku.com meninggalkan Taman Bhagawan menuju ke Bali Marine and Safari Park (BMSP) terlihat antrian sepanjang sekitar dua kilo. Panitia kemudian mengantisipasi dengan menyuruh pengambil RPC untuk parkir di sebuah taman sejauh sekitar 1,5 km dan mengantar mereka menggunakan kendaraan yang bisa memuat lebih banyak penumpang.
Bagaimana dengan lomba lari sebagai puncak acara ini?
Berbeda dengan tahun sebelumnya, rute berubah total. Jika dulu rute lomba di Kabupaten Gianyar sebelah barat BMSP, tahun ini melewati Kabupaten Klungkung dan Kab Gianyar dengan posisi rute ada di sisi kanan BMSP.
Banyak komentar terdengar soal rute yang didominasi tanjakan. Ada yang positif dengan pemandangan banjar dan persawahan, namun ada yang negatif soal jalan sempit dan pemandangan sawah yang tak lagi melimpah.
Beberapa ruas jalan kampung sempit juga dikeluhkan. Menjadi tak leluasa untuk berlari.
Namun, yang perlu dibenahi oleh panitia adalah jalur awal selepas start. Gelap! Lampu jalan memang ada dan menyala. Namun banyak pepohonan rindang yang menghalanginya.
“Benar-benar gelap,” kata seorang pelari FM yang nyaris nabrak pelari di depannya.
Rute baru memang memberi tantangan seperti yang sudah digembar-gemborkan. Penuh tanjakan. Di kilometer awal sudah terasa jalanan menanjak. Lalu ada turunan menuju jembatan di km 9-an sebagai tempat putar balik dan check point pertama.
Menyusuri Kab Klungkung banyak patung-patung di persimpangan jalan yang bisa menjadi spot untuk selfie meski kabel listrik dan utilitas lain terasa mengganggu.
Marshal MBM masih tetap ramah memberi semangat. Begitu juga dengan beberapa kesenian dan barisan anak sekolah.
Hanya saja ada sedikit ‘lubang’ di sekitar km 30-an. Di sebuah jembatan sempit karena hanya untuk satu arah, tidak ada marshal yang membantu jika ada kendaraan lewat. Jadi ya mesti menunggu jalan benar-benar kosong.
Selepas tanjakan dari jembatan ini rute menurun terus sampai jalan Bypass yang tinggal sekitar sekilo menuju titik finish.
Nah, di lorong refreshment ini pedalku melihat ada ‘lubang’ yang lain. Untuk mengakomodasi ribuan pelari, hanya ada satu lajur refreshment per kategori yang sempit. Ya, memang tidak finish bareng semuanya, tapi ada saat-saat finisher datang berbarengan. Kalau dalam kurva normal maka peserta itu adalah mereka yang memiliki pace rata-rata.
Belum lagi kondisi sekitar yang terbuka dan cuaca panas. Di Facebook ada peserta yang hampir mengalami heatstroke dan petugas tidak sigap.
Keluhan lain adalah digantikannya minuman isotonik dari Pocari ke Mizone dari Aqua. Entah sugesti atau bukan, beberapa peserta kurang nyaman dengan rasa Mizone.
Upaya menyenangkan banyak orang bukan pekerjaan gampang dan menyenangkan. Namun, perbaikan harus dilakukan demi kenyamanan ajang Lebaran para pelari di Indonesia ini.
Kita tunggu MBM 2018 yang akan datang.
Rekomendasi Pedalku:
* Race Central ****
* Rute Lari ***
* Pos Hidrasi ****
* Refreshment ***
* Marshal ****
* Pengamanan ****
* Medik ****
* Medali ****
* Jersey ****
* RPC ***
* Keterlibatan warga ****
(* biasa, ** cukup, *** bagus **** bagus sekali ***** sempurna)
Add comment