Tugu Nol yang menandai KM 0 Indonesia berada di pulau Weh, terletak di propinsi Daerah Istimewa Aceh. Pulau Weh merupakan pulau paling barat di wilayah Republik Indonesia, tepatnya berada di arah barat laut pulau Sumatra. Sebagian besar mengenal pulau Weh dengan sebutan Sabang, kota terbesar di pulau Weh. Tak salah memang karena sejak kecil kita lebih mengenal istilah ‘dari Sabang sampai Merauke’.
Pulau Weh merupakan pulau vulkanik aktif yang dapat dicapai dari banda Aceh dengan menggunakan kapal cepat selama 45 menit atau menggunakan ferry selama 2 jam. Pulau ini berada di laut Andaman dan ekosistem wilayahnya dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Area yang dilindungi tidak hanya di daratan, tetapi juga di wilayah perairan ~ ke samping maupun ke dalam lautan. Total luas area yang dilindungi adalah seluas 60 kilometer persegi. Hewan yang dilindungi di wilayah pulau Weh antara lain hiu bermulut besar ~ beberapa kali ditemukan terdampar di pantai. Hiu bermulut besar ini terakhir kali terdampar di pantai Gapang pada tahun 2004. Hewan lain yang dilindungi berasal dari salah satu spesies katak yang terancam punah Bufo Valhallae. Sebenarnya spesies katak Bufo ini tidak diketahui keberadaannya karena sudah tidak pernah terlihat. Spesies ini diketahui keberadaannya hanya dari ilustrasi mengenai pulau Weh.
Pulau Weh itulah yang menjadi titik awal perjalanan Jelajah Sepeda Sabang Padang ~ diprakarsai salah satu koran harian di Indonesia. Setelah pada latihan terakhir yang mengambil tempat di KM 0 Bojongkoneng, Sentul – Jawa Barat, 46 peserta dari berbagai komunitas berkumpul di kota Sabang pada tanggal 30 Agustus 2013. 14 etape sejauh lebih dari 1.500 km dimulai pada tanggal 31 Agustus 2013. Etape awal walau hanya berjarak 43 km tetapi cukup melelahkan bagi sebagian peserta yang baru pertama kali mengikuti jelajah sepeda. Kontur pulau Weh yang tidak menyediakan jalanan datar membuat nafas tersengal. Walau begitu, keindahan pulau Weh membuat peserta jelajah tetap sumringah.
Add comment