Pedalku.com – Bukit Turgo di Kaliurang, Sleman pagi itu cerah. Langit biru dengan gumpalan awan putih menyapa gerombolan test rider yang akan melakukan uji coba sepeda Polygon 2015.
Setibanya di bukit Turgo, mata langsung tertuju pada 8 sosok hitam elegan. Delapan sepeda Collosus N8 dan Collosus T8 yang merupakan bagian dari line up Polygon 2015. Collosus N8 menjadi fokus pedalku untuk mencoba keunggulan floating suspension system generasi ketiganya. Teknologi suspensi belakang terbaru dari Polygon yang dikenal dengan FS3.
Fokus pertama pada sepeda baru tentu pada grafis framenya. Grafis Collosus N8 tidak sekuat kakaknya, Collosus N9 dalam mengusung konsep black on black. Garis grafis pada Collosus N8 lebih terang. Kombinasi warna hitam dengan abu-abu dan putih pada sebagian garis dan tulisan Polygon.
Tetapi itu grafis yang terlihat dari jarak jauh atau saat pedalis melihatnya sekilas saja. Bila pedalis melihat lebih dekat dan memperhatikan dengan lebih detil, grafis pada frame Collosus terlihat sangat indah. Permainan grafis logo baru berwarna gelap di downtube sangat mengesankan. Pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tingkat tinggi layaknya sebuah karya seni. Pekerjaan yang mewakili salah satu pilar produk Polygon, craftsmanship.
Walau secara grafis sedikit berbeda, geometri Collosus N8 dan N9 tidak berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan keduanya hanya pada group set yang digunakan. Bila pada N9 group set menggunakan SRAM XXI atau Shimano XTR, maka pada N8 menggunakan Shimano XT.
Sebelum memulai ujicoba, penyetelan suspensi depan dan belakang dilakukan terlebih dahulu. Shock depan Fox 34 Talas CTD dengan travel 160 mm disesuaikan tekanan anginnya. Begitu pula dengan rear shock Fox X Float CTD. Kedua shock itu sudah menggunakan teknologi coating dari Kashima. Oh iya, diameter stanchion pada shock N8 lebih kecil dibanding kakaknya yang menggunakan Fox 36 Talas CTD. Namanya juga adik, pasti lebih kecil dibanding kakaknya kan….
Selesai melakukan penyetelan, dimulailah ujicoba yang sebenarnya. Trek di Bukit Turgo diawali dengan tanjakan. Tanjakan landai itu cukup untuk menguji FS3. Di tanjakan Bukit Turgo itu efek bobbing kecil sekali. Saat gowes berdiri pun FS3 tetap handal. Sangat enteng untuk diajak uphill. Kombinasi FS3 dengan Fox X Float CTD dapat diandalkan untuk berpacu di tanjakan. Tentu dengan setting yang sesuai dengan kondisi trek yang dilalui.
Menurut Ridwan, salah satu designer Polygon yang ikut mengembangkan Collosus 2015, fokus utama pada Collosus 2015 memang bagaimana mengembangkan sistem suspensi yang handal untuk melahap tanjakan. Mengapa fokus pada tanjakan? “Kalau handal ditanjakan akan bisa mangkas waktu lebih banyak,” ujar Ridwan.
Mencoba handling Collosus N8 di turunan menjadi antrian berikutnya. N8 bergerak lincah di trek berliku dengan beberapa drop-off kecil. Saat melakukan uii coba kesekian kalinya, pedalku sempat melenceng dari jalur ideal. Dua buah akar pohon menghadang di depan tanpa bisa dihindari. Untungnya Fox Talas bekerja dengan baik meredam benturan, membuat sepeda dapat dikuasai dengan baik.
Satu hal yang perlu pedalis waspadai adalah saat melalui trek bebatuan, tempatkan pantat pedalis pada saddle. Saat melalui trek seperti ini dengan posisi pantat terangkat, bagian belakang akan bergerak liar kehilangan traksi.
Oh iya, tahukah pedalis bahwa N8 itu menggunakan ban ukuran 27,5?
Saat uji coba, pedalku lupa bahwa sepeda yang dinaiki itu menggunakan ban 27,5. Setelah selesai uji coba, pedalku baru teringat fakta itu. Dan selama uji coba, tak ada masalah dengan handling N8. Lincah seperti menggunakan sepeda dengan ukuran ban 26.
Dari hasil uji coba singkat itu, Collosus N8 sangat menarik untuk dijadikan sepeda pilihan pedalis. Kehandalan teknologi yang diusung serta guratan-guratan grafis layaknya karya seni, menjadi magnet yang kuat bagi penggemar sepeda.
Saat teknologi dan seni dipertemukan……. lahirlah Polygon Collosus 2015.
arrggg!!! keren….