Pedalku.com – Ulang tahun Milagro yang ke-4 ditandai dengan pemotongan tumpeng di Hotel Santika. Sebelumnya sekitar seratusan pedalis Milagro dan undangan melakukan gowes bareng melalui rute yang biasa Milagro susuri di setiap hari Sabtu.
Dalam perbincangan dengan kru pedalku, ketua Milagro Hidayat bercerita soal sejarah perkembangan Milagro. Mengambil nama dari bahasa Spanyol yang berarti keajaiban (miracle), Milagro ingin menjadi sebuah komunitas yang memberikan keajaiban bagi Indonesia. “Meski kecil sekali, kami ingin memberi sumbangsih bagi dunia persepedaan di Indonesia,” kata Hidayat.
Salah satunya adalah dengan membina pedalis-pedalis muda yang bisa dilatih menjadi atlet-atlet profesional. Di bawah bimbingan pasangan suami-istri mantan atlet balap sepeda Henry Setiawan dan Nurhayati, Milagro mendidik sekitar 15 atlet di pusat latihan mereka di Yogyakarta dan Jakarta.
“Kami memilih Yogyakarta selain Mbak Nurhayati tinggal di sana juga karena kontur jalanan Yogyakarta sangat bervariasi. Jalannya mulus dan relatif sepi dibandingkan dengan Jakarta,” kata Hidayat.
Dalam usianya yang mau menginjak ke angka tiga, atlet-atlet Milagro Cyclist Team sudah mulai banyak berbicara. Bahkan kini mereka sudah diundang untuk meramaikan lomba balap sepeda di beberapa tempat di Indonesia. Hidayat memberi contoh lomba di Kendari yang belum lama ini berlangsung. “Atlet kami diundang. Akomodasi ditanggung, dari tempat asal ke Kendari.” Dalam lomba itu Milagro menjadi satu dari delapan tim lokal yang diundang.
Hidayat patut bersyukur bahwa dalam usianya masih muda ini Milagro sudah mampu memberi sumbangsih bagi negeri. Seperti yang tertulis di medali yang dibagikan kepada setiap peserta yang ikut gowes bareng Milagro kemarin, The Miracle of Indonesia, Milagro telah membuat keajaiban bagi dunia persepedaan di Indonesia.
Menengok ke belakang, Hidayat bercerita bahwa Milagro terinspirasi oleh Kompas Gramedia Cyclist (KGC). “Terus terang kami terinspirasi oleh KGC. Bagaimana mengorganisir penggowes. Menentukan tempat berhenti. Gowes yang rapi.” Selain KGC, Hidayat juga menyebut komunitas sepeda Bhayangkara yang menjadi inspirasi Milagro.
Dari hanya beberapa orang, kini Milagro sudah berkembang menjadi komunitas yang cukup disegani. Anggotanya sudah seratusan. Sponsor mulai mendekati. “Kayak 7Eleven yang jadi tempat kumpul kami, selalu bertanya, ‘Kapan Milagro mau bikin acara lagi.’ Mereka mendukung tanpa kami mintai. Seperti sekarang ini, mereka menyuplai dalam hal logistik,” kata Hidayat.
Ke depan Milagro akan terus eksis dengan komunitas dan atlet binaannya.
Add comment