Pedalku.com – Komunitas lari Indonesia sedang berduka. Salah satu penggiat lari, Andi Nursyaiful (48) ditemukan tergelak tak sadarkan diri di KM 18 oleh teman-temannya sesama peserta race Bromo Tengger Semeru (BTS) Ultra 100. Penggiat lari yang bekerja di sebuah industri media ini terdaftar sebagai peserta BTS Ultra 70 K.
Meski sudah sempat mendapat pertolongan pertama oleh teman-temannya, tapi nyawa Andi tak bisa diselamatkan. Bahkan ketika dokter dan ambulans yang datang beberapa menit kemudian, Andi sudah meninggal.
WAG komunitas lari pun langsung ramai dengan beragam analisa spekulasi. Ada yang menduga tragedi ini terjadi karena Andi terlalu memaksakan diri ikut Ultra lantaran meski almarhum sebagai anak gunung namun baru setahun ini mulai lari. Ia membandingkan mulai lari tahun 2009 tapi baru lima tahun berikutnya ikut kategori ultra.
Apa benar almarhun demikian? Menurut poster yang beredar dari Pataga Indonesia, Perhimpunan Pendaki Gunung dan Jelajah Alam Untag, menyebutkan bahwa beliau bukan seorang yang baru pertama kali ikut trail run. Selain mantan atlet panjat tebing, almarhum adalah seorang trail runner dan marathon specialist. Jadi almarhum bukan pelari kemarin sore.
Lalu apa penyebab Andi jatuh dan akhirnya nyawanya tak tertolong? Seorang rekan kantor Andi di Obsession Media Group menyebutkan bahwa sebelum bendera start dikibarkan Andi sempat berkabar bahwa ia tidak bisa tidur. “Selain bilang enggak bisa tidur, dia juga minta doa agar race yang dijalani bisa diselesaikan dengan baik,” jelas Giatri Fachbrilian Putri yang dipanggil Gia.
Ya, Andi memang selalu menebarkan virus berlari di teman-teman kantor di Obsession Media Group. Setiap lepas jam kantor, ia selalu mengajak teman-temannya berlari di seputar Jagakarsa. Kantor Andi memang di sekitar Jagakarsa.
Semoga semangat Andi diteruskan teman-teman kantornya. Selamat jalan Sahabat!
Add comment