Pedalku.com – Masa Pandemi Covid memaksa kita harus di rumah. Namun bukan waktu habis untuk rebahan. Bisa makin “parah”. Apalagi bagi yang terbiasa olahraga. Ketika menjadi “kaum rebahan” badan dijamin membengkak dan kebugaran pun menurun. Bahkan ketika pandemi berlalu, kemampuan olah raga yang selama ini dimiliki ada dimulai dari nol lagi. Rugi banget kan?

Tak heran, seiring dengan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah, banyak orang berlatih di
rumah. Mereka ini kemudian membutuhkan bimbingan pelatih profesional agar dapat berlatih
benar dan terhindar dari cedera. Belakangan, muncul berbagai lembaga atau komunitas
yang mengadakan program latihan bersama yang dilakukan secara daring

Program latihan di rumah itu lebih menekankan penguatan otot-otot tubuh dibandingkan
dengan peningkatan endurance. Bahkan ada sebagian orang berpendapat, endurance
training tak cocok dilakukan saat pandemi. Latihan ini baru bisa dilakukan setelah pandemi ini
berlalu.

Akan tetapi, muncul pertanyaan, apakah sebenarnya pada masa pandemi ini seseorang
tetap bisa melakukan kedua hal tersebut sekaligus? Berlatih menguatkan otot sekaligus
endurance training?

Agung Mulyawan, pelatih atletik nasional akan menjawab di acara Live Activation Inspiraksiku,
pada hari Rabu, 10 Juni pukul 19:30 WIB. Acara yang juga akan menghadirlan komunitas lari
Fake Runners Bandung dan Kepala Batu Team Balikpapan ini akan live di beberapa akun IG
yakni @inspiraksiku, @fakerunnersbandung, @kepalabatuteam, dan @agunggantar.
Acara yang dipandu oleh Julviyanno ini akan membahas bagaimana caranya membentuk
fondasi atletik di masa pandemi.

Seperti diketahui, atletik adalah dasar olahraga. Jadi siapapun, atlet maupun mereka yang
olahraga tujuannya untuk menjaga kebugaran dan sebagai rekreasi, tetap wajib berlatih
atletik. Begitu juga jenis olahraga yang mereka tekuni, semua butuh latihan atletik.

Menurut Agung Gantar, begitu pria yang saat ini bermukim di Pangalengan Bandung ini, ada
10 latihan yang menjadi fondasi atletik yakni, brain, keseimbangan, koordinasi, daya tahan,
kekuatan, fleksibilitas, kecepatan, power, akselerasi, dan kelincahan. Dan semua ini bisa
dibentuk selama pandemi Covid-19.

Dari sepuluh poin di atas, salah satu yang banyak diinginkan oleh banyak orang adalah latihan
yang tujuannya untuk mencapai kekuatan maksimal.

Kekuatan maksimal, kata Agung bukan hanya didapat dengan teknik hipertropie, yakni
dengan menambah diameter otot. Banyak orang meyakini, dengan bertambahnya diameter
otot, maka kekuatan pun otomatis akan meningkat.

Padahal di luar itu, ada juga cara lain yakni dengan memperbaiki kerjasama antar otot atau
istilah ilmiahnya, memperbaiki koordinasi inframuskuler. Metode ini, lanjut Agung disebut
sebagai Neural Activation.

Flexibility juga bisa dilatih selama pandemi dengan melakukan latihan gerakan-gerakan yang
yang terarah. Flexibility ini penting karena merupakan kemampuan melakukan gerakan
persendian yang alami, tanpa dipaksakan. Gerak alami tiap sendi pada tubuh tergantung
pada pengaturan tendon, ligament, jaringan penghubung, dan otot-otot.

Talkshow bersama Agung Mulyawan ini hanya satu dari sekilan program Inspiraksiku, buah kerja
sama antara dengan IdeaRun yang berkolaborasi dengan Siaga.
Pelatih pribadi beberapa artis ini, salah satunya adalah Dian Sastro dan Sigi Wimala juga akan mengadakan kelas online atau webinar yang bisa diikuti oleh pelari, pesepeda atau orang-
orang yang yang menekuni olahraga lainnya baik sebagai atlet profesional maupun yang hanya menjadikan olahraga sebagai sarana rekreasi.

“Di webinar ini, ada beberapa sesi latihan dengan Coach Agung Mulyawan yang sudah kami
siapkan,” kata Safrita Aryana dari IdeaRun, salah satu founder Inspiraksiku. Untuk biaya latihan,
Safrita menjamin akan memberikan harga yang menarik. Apalagi bila peserta mendaftar
dalam beberapa sesi latihan. Dan yang terpenting, dari biaya registrasi tersebut akan disisihkan
Sebagian untuk donasi melalui gerakan Tangan Kanan bagi Mereka yang Terdampak Pandemi
dengan mengakses BenihBaik.com yang menjadi mitra Inspiraksiku – The Wellness Movement.

Cak Kris

Ketika masih jadi buruh di media, menulis sepeda dan lari hanya jadi penyeimbang kehidupannya. Kini keduanya jadi menu utama kegiatan menulis selepas subuhan.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments