pedalku.com – Dunia per-touring-an di Indonesia semakin semarak. Perjalanan jarak jauh di atas sadel sepeda itu memang bagaikan virus – yang meski tidak cepat – namun mudah menular. Teman Matdengkul yang dulunya main offroad mulai menjual sepeda offroad-nya dan menekuni dunia touring.
Ketika para pe-touring berkumpul, banyak hal yang diobrolkan. Matdengkul pernah nguping obrolan mereka. Yang hot saat ini ternyata chromoly. “Turing ya chromoly!” cetus salah seorang pedalis. Duh, segitu fanatiknya.
Chromoly di sini tentunya mengacu pada material pembuat rangka sepeda. Bahan ini sudah lama ada, penyempurnaan bahan hi ten steel yang dulu jadi pilihan utama membuat sepeda. Setelah ditemukan aluminium yang enteng tapi kuat, besi mulai ditinggalkan. Begitu juga chromoly. Hanya merek tertentu yang masih menggunakan chromoly karena memang mengkhususkan diri pada sepeda jarak jauh, BMX freestyle, atau dirtjump.
Chromoly memiliki sifat kuat dan ulet, terdiri atas Chromium dan Molybdenum. Kadang disebut Chro-Moly, Cro-mo, atau CRMO. Material ini sebelas duabelas dengan baja. Plusnya lebih ringan dan agak sulit berkarat dari baja biasa.
Ketika dikayuh, sepeda berbahan chromoly memberikan kayuhan yang efisien dan efektif karena sifatnya yang kaku tadi. Terlebih ketika membawa beban banyak kayuhan tidak megal-megol. Goyang kanan-kiri.
Kembali populernya chromoly ini ternyata membuat Polygon menolehkan “mata” mereka. Dalam sebuah acara uji gowes sepeda pabrikan dari negara Taiwan, terlontar keinginan pabrik sepeda yang bermarkas di Sidoarjo itu untuk meluncurkan sepeda chromoly.
Soal harga, menurut sumber tadi – seorang petinggi di Rodalink, lumayan bersaing. Di kisaran angka dua juta rupiah. Kok murah? Ya karena memang harga bahannya di bawah aluminium yang selama ini ada di pasaran.
Seri yang mau diusung katanya Genesis. Polygon Genesis. Apakah ini menjadi suatu awal Polygon dalam dunia per-touring-an? Pedalis tunggu saja …
Mohon maaf om Mat Dengkul, saya boleh komentar sedikit ya om…
“Chromoly memiliki sifat kuat dan ulet, terdiri atas Chromium dan Molybdenum. Kadang disebut Chro-Moly, Cro-mo, atau CRMO. Material ini sebelas duabelas dengan baja. Plusnya lebih ringan dan agak sulit berkarat dari baja biasa.”
“Ketika dikayuh, sepeda berbahan chromoly memberikan kayuhan yang efisien dan efektif karena sifatnya yang kaku tadi. Terlebih ketika membawa beban banyak kayuhan tidak megal-megol. Goyang kanan-kiri.”
Secara bobot material, untuk diameter dan ketebalan tubing yang sama, bobot tubing high tensile steel atau hi-ten tidak banyak berbeda dengan tubing chromoly. Namun karena tubing Crmo memiliki nilai tensile strength (nilai keuletan) yang lebih baik, tubing crmo bisa dibuat lebih tipis dari tubing hi-ten untuk mencapai kekuatan yang sama. Hal ini yang membuat frame crmo lebih ringan dari frame hi-ten. Keuntungan lain adalah, karena menggunakan tubing yang lebih tipis, frame crmo menjadi lebih lentur dari frame hi-ten sehingga mempunyai sifat meredam getaran yang lebih baik dari frame hi-ten. Karena lebih lentur, si rider akan merasa lebih nyaman menggunakan frame crmo, terutama untuk perjalanan jauh. Jadi pernyatan om Mat Dengkul bahwa frame crmo lebih kaku dari frame hi-ten menurut saya kurang tepat.
Frame yang bersifat kaku biasanya dibuat dari alumunium alloy dan carbon fiber dan itulah alasan utama mengapa kebanyakan frame untuk XC Race dan Roadbike dibuat dari bahan alumunium alloy dan carbon fiber.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
terima kasih penjelasannya.
saya cuma kenal sepeda aluminium, ringan. keapa pula ada sepeda jaman sekarang dengan bahan jadul begini ?
wogh jd ga sabar nunggu si genesis terbit,
makasih infonya, gan