Pedalku.com – Satu dari enam peserta perempuan Jelajah Sepeda Manado Makassar adalah Evi Marwati asal Bandung. Perempuan berusia 42 tahun bertubuh mungil itu memang bukan orang baru di kalangan pesepeda asal Bandung dan sekitarnya. Teh Evi, begitu tukang ngaboseh (gowes) Bandung memanggilnya.
Bagi Evi tanjakan-tanjangan kejam seperti etape per etape JSMM bukanlah hal baru. Perempuan yang juga dipanggil sebagai Ibu RT itu, biasa menikmati tanjakan-tanjakan di seputaran Bandung, Cimahi dan sekitarnya. Tanjakan Monteng, di Garut atau Cijapati, Genteng , Tamiya, Caringin Tilu, Warung Bandrek Bandung biasa dicumbunya. Para penggowes asal Bandung dikenal sangat bersahabat dengan tanjakan, mengingat kontur kota dan sekitarnya yang banyak tanjakan.
“Saya menggowes sejak 6 tahun terakhir,” kata ibu dari seorang anak yang baru memasuki kuliah itu. Dia mewakili komunitas C-Pinter Kojak yang merupakan kumpulan dari lima komuntas di Bandung dan sekitarnya; Threeple C, Pines, Terjal, Kokas dan Jejak.
Turing jauh seperti yang kali ini dia ikuti bersama JSMM sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya dia pun menjadi perwakilan Bandung untuk turing Srikandi Inspirasi Bagi Negeri Banda Aceh-Padang, April tahun lalu. “Sudah biasa. Lagi pula enggak apa-apa anak ditinggal 2 minggu karena dia udah kuliah,” ujarnya.
Ada perbedaan antara turing bersama Srikandi dan JSMM, Teh? “Dibanding Srikandi, di JSMM bisa lebih menikmati pemandangan kiri kanan,” ujarnya. Berbeda dengan rombongan Srikandi yang hanya 21 orang sehingga bisa terus bersama, rombongan besar JSMM yang hingga 50 orang, memang memungkinkan peserta tercecer terutama di tanjakan terjal dan panjang….
Evi memang terlihat sangat menikmati perjalanannya dengan sepeda. Di Facebooknya, Ibu RT itu menyebut pekerjaannya sebagai PNS alias Pagaweanana Ngaboseh Sapedah alias pekerjaannya mengowes sepeda…
Add comment