Pedalku.com – Tak seperti etape-etape sebelumnya, kali ini jalan yang dilalui relatif datar. Kecepatan menggowes etape kesepuluh ~ Tomoni – Palopo sejauh 138 km ~ cukup cepat, 25-30 kpj. Dengan jalan yang relatif datar, road captain Agung Hartanto menerapkan sistem rolling, pergantian posisi depan setiap 1 kilometer.
Namun seorang peserta, Donald Darwis dari Lavender Bicycle Community (LBC), mengalami kecelakaan di kecamatan Sabbang, Luwu Utara. Donald nampaknya kelelahan mengikuti pace yang dikembangkan tim jelajah sepeda. Saat tertinggal dan akan didorong oleh motoris, ia terjatuh. Terjatuh menimpa sang motoris, sementara sepedanya terlempar ke selokan. Untungnya kecelakaan itu tidak berakibat fatal, hanya kaki dan lengan Donald mengalami lecet.
Kecelakaan itu merupakan kali ketiga selama Jelajah Sepeda Manado Makassar. Sebelumnya Pakcik mengalami kecelakan di etape pertama, 10 km sebelum Amurang. Satu lagi kecelakaan yang menimpa peserta jelajah sepeda adalah kecelakaan yang dialami oleh om Jack.
Palopo merupakan ibukota kabupaten Luwu. Kata Palopo berasal dari bahasa Bugis dan Luwu, yang mempunyai dua arti. Pertama adalah makanan yang terbuat dari campuran nasi ketan dan air gula. Arti kedua Palo’po berarti memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan.
Kedua arti Palopo itu berhubungan dengan pembangunan masjid Djami Toea, masjid tertua di Palopo. Masjid Djami Toea dibangun oleh Raja Luwu, Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe, tahun 1604 M. Raja Luwu itu merupakan raja pertama yang menganut agama Islam di Sulawesi.
Walau diwarnai kecelakaan, etape kesepuluh berhasil diselesaikan oleh tim jelajah sepeda sebelum matahari terbenam. Sore hari tim jelajah sepeda tiba di hotel Platinum, Palopo. Waktunya untuk mengexplore Palopo.
Wisata kuliner khas Palopo tentu menjadi tujuan utama. Empat local guide perempuan dari Palopo Cycling Community (PCC) membawa peserta ke rumah makan Dewata ~ Depan Walikota. Disana beberapa peserta jelajah sepeda tampak asik menikmati Kapurung ~ sagu dicampur dengan sayur bayam, irisan ikan serta dibei kuah ikan. Lainnya ada yang mencoba icip-icip Pacco, olahan ikan mentah tanpa dimasak tapi tidak berbau amis. Masakan lain yang menjadi sasaran kuliner peserta jelajah sepeda adalah Parede ~ sup ikan asam pedas yang sueger. Hmmmm…. yummy.
Foto Masjid Djami Toea : shamalebra.blogspot.com
Add comment