Pedalku.com – Lagu nostalgia dari organ tunggal sejak sore hingga malam seakan memenuhi seluruh sudut tenda tempat para peserta Tambora Bike melepas penat setelah menempuh perjalanan dari Kota Mataram, Lombok menuju Kecamatan Utan, Sumbawa.
Namun lagu-lagu itu tak juga membangkitkan minat para peserta untuk unjuk gigi atau sekadar menyaksikan dari dekat. Padahal ketika menyeberang dari Lombok menuju Sumbawa, mike organ tunggal yang disediakan untuk menghibur para penumpang justru lebih banyak di tangan para peserta.
Tapi hiburan musik malam ini tak membuat peserta beranjak dari velbed. Mereka memilih bercengkerama dengan gadget masing-masing atau sekedar meluruskan punggung.
Malam ini, para peserta Tambora Bike nenda di lapangan sepakbola Utan, Sumbawa. Ada 5 tenda peleton yang disediakan panitia. Masing-masing tenda minimal diisi 20 velbed.
Peserta juga harus rela mandi di kamar mandi darurat yang hanya disekat kain dengan lantai 6 batu bata yang ditata. Mereka harus antri karena hanya ada 10 kamar mandi dan 10 kakus.
Kondisi ini yang memunculkan celotehan-celotehan yang mengundang senyum. “Ngapain coba tidur di tenda, sementara di rumah kamar tidur udaranya bisa disetel.” Yang lain pun langsung menyambar.. “Masih harus bayar lagi.”
Tapi dibalik lelucon-lelucon itu, Pedalku.com belum mendengar keluhan dari para peserta. Justru yang didengar kebahagiaan mereka bisa nenda. “Kemarin kita menginap di hotel bintang lima. Tapi sekarang kita menginap di hotel banyak bintang.”
Ya… Bila peserta melongok ke atas memang ada ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan bintang di angkasa. Itu mungkin yang membuat mereka tampak menikmati suasana ini. Pemandangan yang tak mungkin ditemukan di Jakarta atau kota besar lainnya yang sudah sarat polusi.
Beruntunglah yang bisa ikut Tambora Bike. Bisa menginap di hotel banyak bintang.
Add comment