Pedalku.com – Indonesia, selain bangga atas keikutsertaan Toni Syarifudin dalam pesta olahraga sejagad Olimpiade Rio de Jenario Brazil 2016 belum lama ini, juga bangga dengan sepeda BMX yang dipakai Tony untuk berlomba. “Sepeda itu bikinan pabrik di Indonesia, dan didesain oleh orang Indonesia juga,” kata Warno Sudarto saat acara “Meet n Greet Toni Syarifudin” di PT Indonesia Bike Works (PT IBW), Jln. Raya Sumengko Km.30 Pasinan, Lemah Putih, Wringinanom, Gresik, Jawa Timur.
Sepeda yang digunakan oleh Toni bikinan PT Indonesia Bike Works, sebuah pabrikan sepeda dengan label Thrill. Pabrik ini berdiri tahun 2012 dan setahun kemudian keluar beberapa prototipe sepeda jenis MTB dan BMX. Tahun 2014 sepeda-sepeda mereka sudah membanjiri pasaran.
Salah satu andalan sepeda PT IBW adalah seri BMX tadi. Dalam waktu yang relatif cepat, BMX Thrill ini sudah menjajah mancanegara. Warno menyebutkan ada 10 negara tujuan ekspor BMX Thrill. “Amerika Serikat, Jerman, Australia, adalah beberapa negara tujuan ekspor BMX Thrill. Tak hanya mengekspor, PT IBW juga menyupport atlet-atlet top dari negara itu bertanding di perlombaan-perlombaan internasional,” tambah Warno.
Selain Toni, ada Edzus Treimanis dari Latvia, Trent Jones dari New Zealand, dan Nadja Pries dari Jerman yang menggunakan BMX Thrill saat berlomba di Olompiade Rio 2016. Sayangnya, kiprah Toni berakhir karena ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan bahunya cedera. “Sepertinya kena terpaan angiin. Saat itu kecepatan laju sepeda saya rendah. Jadi oleng dan jatuh. Saat jatuh saya tidak merasakan ada hal yang aneh dengan tubuh saya. Tapi waktu mau menggowes, bahu kiri tidak bisa digunakan,” cerita Toni. Untuk emas putra cabang olahraga sepeda BMX ini diraih pesepeda asal Latvia, Maris Strombergs.
Menurut Siswanto dari bagian desain PT IBW, butuh sekitar 1,5 tahun untuk merancang sepeda BMX sampai diperoleh desain saat ini. “Yang khas dari BMX Thrill adalah dasar seat tube yang berbentuk nyaris kotak. Awalnya bulat seperti tubing yang lain. Namun, saat dipakai atlet luar ternyata framenya patah. Mungkin karena bobot mereka lebih besar dari orang Indonesia. Soalnya sepeda yang dipakai Toni tidak patah,” kata Siswanto.
Desain awal.
Desain akhir (perhatikan tubing di atas bottom bracket)
Add comment