pedalku.com – Siang ini, 18 Oktober 2018, dunia media sosial dihebohkan dengan berita diundurnya Mandiri Jakarta City Marathon 2018 yang rencananya akan diselenggarakan pada Minggu 21 Oktober 2018. Ya, banyak yang terkejut, soalnya penundaan begitu mepet. H-3.
wah gila sih ini kalo H-3 dibatalin si JakCiMar
— rzstrpmng (@ryzasatria) October 18, 2018
Di beberapa WAG tersebar surat edaran soal penundaan ini. Namun karena tak ada kop surat, ada yang bilang hoax. Kemudian beredar PDF-nya yang sudah ada kop logo Bank Mandiri. Namun belum ada yang bisa memastikan apakah berita itu benar atau tidak.
Sampai akhirnya kemudian situs Bank Mandiri mengumumkan soal penundaan itu.
Benarkah Mandiri Jakarta City Marathon ditunda?
Benar, penyelenggaraan event Mandiri Jakarta City Marathon 2018 yang rencananya digelar hari Minggu, 21 Oktober 2018 ditunda pelaksanaannya. Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pelari yang telah mendaftarkan diri di ajang Mandiri Jakarta City Marathon dan memohon maaf atas penundaan yang terjadi.(sumber)
Sedari awal Jakarta City Marathon memang “kontroversial”. Sebelum ini Jakarta hanya memiliki Jakarta Marathon, yang meski “dibenci tapi juga dirindu” banyak pelari. Bagaimana tidak! Jalurnya yang tidak steril sering dikeluhkan banyak pelari. Namun hadiahnya yang aduhai memang banyak dirindu pemburu podium.
Jakarta Marathon (JakMar) pertama kali diselenggarakan pada 27 Oktober 2013. Diikuti peserta sekitar 10 ribu, Jakmar melombakan lima kategori: Full Marathon, Half Marathon, 10K, 5K, dan Maratoonz (sprint untuk anak-anak). Sebagai titik start dan finish adalah Lapangan Monumen Nasional. Total hadiahnya saat itu Rp2,6 miliar!
Sayangnya, rute yang sudah memperoleh sertifikat dari International Association of Athletics Federations (IAAF) and Association of International Marathons and Distance Races (AIMS) susah untuk dibikin steril karena berbagai sebab. Masyarakat yang belum bisa memahami kegiatan seperti lomba marathon serta kurang tegasnya petugas membuat banyak kejadian negatif terjadi. Terutama pada pelari hore (pemburu medali).
Selain rute, pengambilan RPC pun dikeluhkan. Sewaktu pengambilan di Lapangan Monas, peserta bisa menunggu berjam-jam baru bisa menerima RPC.
Tak heran jika kemudian Jakarta Marathon dicap terburuk di Indonesia.
“(Kemarin) Jakarta Marathon dari komunitasnya datang, memberikan evaluasi yang menyatakan bahwa ini Jakarta Marathon terburuk selama lima tahun,” kata Sandiaga di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2017).
Sandi mengungkapkan komunitas lari itu menyampaikan banyak jalur tidak steril yang ditemukan saat Jakarta Marathon 2017 kemarin. Bahkan, ada salah satu peserta Marathon yang menjadi korban tabrakan.
(Sumber)
Nah, atas penilaian itu, terbetik niatan beberapa komunitas lari untuk membuat Jakarta Marathon lebih baik.
VIVA – Sejumlah perwakilan komunitas lari dari Jakarta yang tergabung dalam Aliansi Komunitas Lari Jakarta (AKLJ) bersama Bank Mandiri menemui Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno untuk yang kedua kalinya. Mereka menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan eksistensi dunia lari jalanan di Jalarta.
“Jakarta sebagai Ibu Kota seyogyanya memiliki Lomba Lari berkualitas Internasional yang dapat dibanggakan, dinamis, didukung warganya dan memenuhi standar penyelenggaraan lomba dunia,” kata Teguh Anantawikrama; mantan ketua umum PASI Jaya yang kali ini mengkoordinasi komunitas lari tersebut.
(Sumber)
Seorang pengamat dunia perlarian mengatakan bahwa niat awal dari pembentukan Jakarta City Marathon ini enggak tulus. “Bilangnya mau bikin Jakmar lebih bagus. Teman-teman pelari diundang ke Balaikota untuk kasih masukan soal Jakmar. Eh, tiba-tiba malah deklarasi AKLJ. Dan langsung umumkan mau bikin Jakarta Marathon tandingan. Jadwalnya juga nyegat Jakmar, sponsor disabot dll. Dari awal ini memang terkesan sebuah ‘gerakan politik’.”
Sampai sekarang AKLJ itu tidak jelas siapa. Beberapa komunitas juga bertanya-tanya siapa mereka. Jakcimar itu event yang seolah-olah dikerjakan dan didukung oleh komunitas lari yang tidak puas oleh Jakmar.
***
Pembatalan sebuah race memang bukan yang pertama kali. Namun kebanyakan karena force majeure. Misalnya saja Singapore Marathon dibatalkan waktu Lee Kuan Yeuw meninggal. Begitu juga dengan Kuala Lumpur Marathon yang batal karena asap. Yang terakhir, lomba lari di Palu juga dibatalkan karena bencana alam.
Menurut situs Bank Mandiri di atas, penundaan dilakukan karena, “Kami ingin memastikan kondisi rute benar-benar baik dan nyaman bagi pelari, untuk mengakomodir tingginya antusiasme pendaftar yang telah mencapai lebih dari 9.500 peserta dari dalam dan luar negeri.”
Di media sosial alasan yang sebenarnya berkembang dengan liar.
Meski pihak panitia akan mengembalikan uang pendaftaran, namun kerugian peserta tak semata-mata itu. Ada kerugian non-materi yang tidak bisa dirupiahkan. Terlebih yang dari luar kota. Yang di seputaran Jabotabek saja sudah memesan kamar penginapan dekat lokasi start demi menghindari kurang istirahat.
Bahkan Wisnu, seorang karyawan swasta di Jakarta, yang lagi getol berlari sampai tidak pulang ke Semarang seperti jadwal akhir pekannya. Mengetahui kabar pembatalan dari media sosial, ia pun meyakinkan diri untuk datang ke tempat pengambilan RPC. “Padahal barusan ambil RPC teman-teman,” katanya.
Setelah dunia medsos diramaikan soal kabar pembatalan, bisa jadi setelah ini diramaikan postingan seperti ini:
WTS: Kamar di Holiday Inn Jl Wahid Hasyim, Sabtu (20/10/2018) 1 night. Alasan jual: Jakarta City Marathonnya batal ! Gopek sajaa. Mgk buat yg mau CFD-an.
Buat yang mau japri WA aja : 081-xxx-xxx-xxx 🤗🤗
Bagi yang sudah latihan, tetap saja berlari. Ada tidak ada lomba. Beberapa pelari bahkan mulai menggalang massa untuk tetap berlari menggunakan BIB Jakarta City Marathon dan berlari di keramaian Hari Bebas Berkendaraan Motor (CFD) di Jakarta.
Bagaimana dengan pedalis yang sudah mendaftar Jakarta City Marathon?
Add comment