Kalau kita berbicara soal gaya hidup sehat, kebanyakan orang mengasosiasikannya dengan urusan badan: olahraga, makan makanan sehat yang didominasi sayuran dan buah, keseimbangan waktu kerja dan istirahat, hingga tidur yang cukup.
Jarang ada yang langsung mengasosiasikan gaya hidup sehat dengan menjaga “kewarasan” pikiran.
Manusia lebih fokus mengurus apa yang terlihat, yaitu tubuh, ketimbang apa yang tidak terlihat, dalam hal ini adalah pikiran.
Dalam sehari, rata-rata orang memproduksi kurang lebih 6.000-an pikiran. Pikiran yang muncul direspon oleh tubuh sehingga memunculkan hormon tertentu. Hormon menimbulkan emosi. Dari emosi tadi muncul pikiran yang baru.
Pikiran yang baru menciptakan hormon baru atau memperkuat hormon yang sudah diproduksi tadi. Lalu timbul emosi baru atau memperkuat emosi yang sudah terbangun.
Begitu terus siklusnya, sampai tiba-tiba kita sadar kalau tubuh lelah, pikiran kusut, dan akhirnya mengaku stress.
Proses munculnya pikiran demi pikiran itu sangat cepat dan mostly tidak disadari.
Karena saya adalah praktisi yoga, saya akan membahas soal ini dari pendekatan yoga. Pikiran yang tidak kelihatan itu sebenarnya adalah energi yang mempunyai frekuensi tertentu. Sementara di dalam casing tubuh fisik kita, ada yang namanya tubuh energi.
Dalam yoga dikenal tujuh pusat energi besar di dalam diri manusia, yang dinamakan chakra, yang terletak di sepanjang tulang belakang hingga ke puncak kepala.
Saya beri contoh, ya… pikiran yang memunculkan emosi kecemasan, kekhawatiran, obsesi, target oriented frekuensinya matching dengan manipura chakra yang letaknya di bagian perut atas yang berkaitan dengan alat pencernaan.
Apabila chakra tersebut terlalu over dan menjadi tidak selaras, maka alat pencernaanlah yang sakit.
Pernah, kan, dengar nasehat dokter kepada pasien yang sakit maag? “Lagi banyak pikiran, ya? Kurang-kurangin lah stress-nya…” Jadi, pikiran yang tidak kelihatan itu sebenarnya bisa mewujud di dalam tubuh.
Jadi bagaimana, dong, caranya menjaga “kewarasan” pikiran? Saya belum menemukan cara lain selain dengan latihan meditasi.
Latihan meditasi yang simpel dalah meditasi nafas, hanya memperhatikan tarikan nafas dan buangan nafas saja… inhale… exhale.
Dalam meditasi nafas, nanti kita akan berhadapan dengan pikiran yang masuk dan keluar yang seolah-olah dianggap mengganggu latihan meditasi kita. Tapi benarkah pikiran itu mengganggu?
Nggaklah.. itu adalah nature-nya otak yaitu memproduksi pikiran. Sama seperti nature-nya jantung memproduksi denyutan untuk memompa darah.
Lalu apa yang harus kita lakukan terhadap pikiran yang muncul? Jangan dilawan. Biarkan saja pikiran itu muncul lalu kita belajar menyaksikan pikiran apa yang muncul…kayak nonton film saja gitu.
Oh, muncul pikiran tentang hujan…lalu kembali ke nafas, inhale…exhale…. Lalu muncul pikiran tentang jemuran sepatu di atas genteng yang belum diangkat… sadari kemudian kembali lagi inhale…exhale…. Eeeeh, perut tiba-tiba keroncongan, muncul pikiran enaknya makan apa, ya…terima saja pikiran itu, sadari, lalu kembali lagi inhale… exhale… dan seterusnya.
Tontonlah semua pikiran itu. Ketika kita belajar menonton semua film pikiran tadi, kita memberikan jarak supaya pikiran tidak buru-buru mentsimulus sistem hormonal tubuh sebagai cikal-bakal emosi, sehingga kita tidak keburu stress.
“Duh, udah pernah nyoba duduk diem inhale, exhale gitu. Susaaah… ada cara yang lebih mudah nggak?”
Jangan khawatir…ada, kok. Ambil secangkir teh atau kopi atau minuman favorit lainnya lalu duduk menikmati minuman itu… tanpa gadget atau aktivitas lainnya, ya.
Mulai dari merasakan gelas atau cangkir yang dipegang, mencium aroma minuman, merasakan bibir yang melekat di pinggiran gelas, merasakan minuman itu perlahan menyentuh bibir kita, merasakan sensasi rasa pertama kali saat minuman itu tersentuh oleh lidah, dan sebagianya.
Nggak suka dengan minum, boleh meditasi berkebun, boleh meditasi berjalan, meditasi menari… apa pun aktivitas yang disukai.
Pokoknya, inti dari meditasi itu adalah MENIKMATI DENGAN SADAR apa yang dilakukan SAAT INI, DI SINI.
Gimana? Meditasi nggak sekaku, setegang, dan seseram dugaan Anda, kan? Hehehehehe…. Jadi, selamat mencoba ya…
Add comment