Bila berlibur ke Jogja, jangan buang kesempatan untuk menikmati keindahan Goa Pindul. Goa Pindul di desa Bejiharjo, kabupaten Gunung Kidul, DI Jogjakarta akhir-akhir ini menggeliat, memperkaya industri pariwisata Gunung Kidul. Keindahan Goa Pindul menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Menuju Goa Pindul pedalis dapat memilih berbagai rute ~ melewati jalur utama dengan segala konsekuensinya atau memilih berbagai rute alternatif dengan jalanan relatif sepi dan lebih segar. Salah satu rute alternatif yang bisa pedalis pilih adalah melalui tanjakan Cinomati yang terletak setelah desa Wonolelo. Rute ini sepi dengan pemandangan menakjubkan, pepohonan di kiri- kanan dan tentu saja jalan berkelok-kelok ~ menandakan jalan yang dilalui tidak datar.
Untuk menemukan tanjakan Cinomati, arahkan sepeda ke kanan setelah melewati SD Negeri Cegokan ~ jangan mengambil arah lurus/ kiri karena akan membawa pedalis ke Piyungan. Untuk memastikannya mudah saja, arah Piyungan jalanan menurun sedangkan ke Cinomati tentu tanjakan yang akan dilalui pedalis.
Merayap di tanjakan Cinomati akan menguras oksigen di paru-paru pedalis. Selama pedalis dapat memantau kondisi tubuh dengan baik, tanjakan Cinomati dapat dilalui tanpa menimbulkan masalah serius. Rangkaian tanjakan Cinomati akan berakhir begitu pedalis menemukan pohon beringin di tengah perempatan jalan ~ belok kanan menuju Imogiri, arah kiri akan membawa pedalis ke Pathuk. Dari perempatan ini kami mengambil arah lurus, turunan menuju Dlingo kemudian bergerak ke arah kota Wonosari. Turunan itu membuka kesempatan untuk mengembalikan tenaga yang terkuras saat merayap di tanjakan Cinomati.
Entah mengapa tanjakan ini dinamakan tanjakan Cinomati, tidak ada yang tahu pasti. Tetapi menurut cerita, dahulu kala ada seorang keturunan Cina melewati jalan ini dan menghembuskan nafas terakhir karena dirampok sekawanan penjahat.
Sebelum masuk kota Wonosari, pemandangan menakjubkan akan terpapar saat melalui jembatan Dodogan – Dlingo ~ jembatan sepanjang ± 100 meter menyeberangi sungai Oya. Berhentilah sejenak di jembatan ini, arahkan pandangan ke selatan, nikmati pemandangan indah di bawah sana.
Sebelum tiba di Goa Pindul, pohon jati di kiri – kanan meneduhkan hati pedalis. Jalanan tidak terlalu lebar tetapi sepi dan teduh ~ sangat nyaman untuk menikmati setiap gowesan sambil menghirup udara segar. Tak perlu melaju kencang di jalanan datar ini, goweslah dengan santai karena Goa Pindul tak jauh berada di depan sana.
Kisah Goa Pindul berasal dari peristiwa pembuangan bayi oleh utusan panembahan Senopati. Sebelum dibuang siang bayi dimandikan di dalam sebuah goa. Saat dimandikan pipi sang bayi terbentur batu. Karena peristiwa tersebut akhirnya goa tersebut diberi nama Goa Pindul. Pindul = pipi kebendul (terbentur).
Di Goa Pindul pedalis bisa melakukan berbagai aktivitas air seperti caving, tubing dan sebagainya. Punya nyali lebih? Terjunlah ke air dari tebing mulut Goa setinggi 3-5 meter. Lapar setelah melaju di atas pedal sejauh 52 km? Singgahlah di salah satu tempat makan yang bertebaran dengan menu ikan bakar dan es jeruk menyegarkan.
Add comment