pedalku.com – “Jelajah ini bukan balapan. Jelajah lebih menekankan persaudaraan.” Begitu penjelasan Jannes Uedes Wawa sebagai penanggung jawab Jelajah Sepeda Banjarmasin – Balikpapan (JSBB). Jannes menekankan persaudaraan itu agar peserta tidak saling beradu cepat selama jelajah yang tentu akan membahayakan peserta lain.
Namun apakah semudah itu memupuk persaudaraan?
Di era social media ini mungkin hal itu lebih mudah. Panitia Jelajah Sepeda Banjarmasin – Balikpapan (JSBB) sudah membuat group Whatsapp jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan JSBB. Tentu itu upaya panitia untuk mencairkan dan mengakrabkan antar peserta. Harapannya tentu persaudaraan itu mulai terjalin lebih awal, sehingga saat pelaksanaan JSBB antar peserta bisa saling menjaga satu sama lain, layaknya saudara.
Tapi….. dunia maya dengan dunia nyata ternyata tidak berjalan seiringan.
Peserta yang ribut di WA, ternyata tidak seramai di dunia nyata. Di jalanan tiap etape pun persaudaraan itu seakan terabaikan. Mulai dari peserta yang tak bisa menekan ego, ingin selalu terlihat dirinya kuat, hingga peserta yang ‘gowes sendiri’ tak peduli dengan rekan seperjalanan yang terlihat kepayahan.
Beberapa peserta yang berasal dari satu komunitas pun tak terlihat kebersamaannya saat berada di jalanan. Lain cerita saat pitstop tiap etape. Mereka berkumpul dan menikmati kopi bersama.
“Ngapain saya capek-capek nemenin peserta yang kurang kuat, toh ada marshal kok yang akan jagain mereka.” Begitu mungkin yang ada dibenak mereka.
Hmmm … marshal memang bertugas untuk mengawal peserta menjalani etape demi etape. Namun akan lebih baik bila antara peserta saling menjaga satu sama lain di jalanan, membantu peserta yang lebih lemah ~ walau hanya sekedar menemani di jalanan. Tak hanya cela-celaan di media sosial ataupun saat istirahat.
Pedalis …. Yuk saling jaga sesama pedalis, jangan hanya terlihat ‘akrab’ di media sosial.
Add comment