pedalku.com – Selama tiga hari dari 15 – 17 September 2016, Bentara Budaya Jakarta mengadakan Festival Kopi Flores. Bagi penyuka kopi tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini. Sementara bagi yang tidak suka kopi, sisihkan waktu sebentar dan rasakan bahwa kopi tak selalu pahit.
“Ada rasa manis yang tentu tidak semanis gula. Bahkan kalau kita mencecapnya dengan perasaan, akan kita temukan rasa bebuahan,” komentar seorang pengunjung yang mencoba kopi hitam arabika flores bajawa. Untuk menikmati kopi memang singkirkan dulu gula. Cecap kopi apa adanya. Begitu pedalis mencoba, pasti akan berubah pikiran soal ngopi.
Di hari pertama pembukaan festival ini, ada yang sedikit khas mewarnai hajatan yang dibuka pukul 15.00 – 20.00 itu. Ya, banyak pedalis hilir mudik dan beberapa di antara mereka ngumpul sambil bercanda. Sebagian besar mereka memang peserta Jelajah Sepeda Flores – Timor (JSFT) yang baru usai sekitar tiga minggu silam. Acara ini pun dibarengkan dengan pameran foto-foto seputar Jelajah Sepeda tersebut.
Lantunan musik Flores yang membuat beberapa orang bergoyang di depan panggung mengingatkan Intan, salah satu peserta JSFT, akan masa-masa penjelajahan di wilayah berbukit yang terkenal dengan pemandangan pantai dan juga tanaman kopi.
“Tiap hari mendengar musik seperti itu,” katanya.
Bagi sebagian orang, kopi dan sepeda memang perpaduan yang pas. Sambil turing sepeda, beberapa orang membekal peralatan untuk membikin kopi. Grinder manual, biji kopi, trangia, dan cangkir. Pagi sebelum melakukan turing atau malam ketika selesai turing dan menginap di mana saja, aroma kopi seperti memberi semangat untuk terus menjelajah.
Tidak percaya? Silakan merapat ke BBJ. Malam ini kebetulan ada Gugun Blues Shelter meramaikan panggung festival.
Add comment