The Malang Marathon 2023 menyisakan banyak masalah. Mulai dari saat menyanyikan lagu Indonesia Raya secara manual, minimnya water station, petunjuk arah, jalur yang tidak steril, bahkan ada ruas dimana pelari harus melewati tenda pengantin, serta kurangnya marshal. Dan apesnya, para marshal yang sebagian direkrut dadakan ini tidak dibekal pengetahuan lomba yang memadai.
Tak hanya itu, menurut info yang beredar di sosial media, ada juga pelari yang sudah menuntaskan larinya hingga garis finish di bawah COT tidak kebagian medali. “Yang saya heran, kok bisa medalinya sampai kehabisan. Agak lucu juga sih,” komentar @ryean_* di IG @themalangratahon.
Usai gelaran ini, caci maki para netizen, khususnya para peserta yang telah dirugian oleh panitia penyelenggara The Malang Marathon membanjiri jagad sosial media. Bahkan ada netizen yang langsung melontarkan kemarahannya dengan ajakan memboikot race yang punya tagline, Running Through Beautiful Malang ini. Namun netizen lainnya menyarankan jangan memboikot acaranya, tetapi penyelenggaranya.
Ya, benar, tujuan digelar acara ini, kan sangat bangus. Seperti dalam taglinenya, ingin mengajak para runner menikmati indanya Kota Malang sambil berolahraga. Dan yang patut dicatat, setiap kali penyelenggaraan race lari yang melibatkan ribuan peserta selalu mampu menggerakkan roda ekonomi setempat, mulai dari di sektor partiwisata hingga dunia kuliner. Di balik sebuah event lari, banyak juga pihak yang diuntungkan.
Terlepas dari buruknya eksekusi The Malang Marathon 2023, ada satu tindakan panitia yang patut diacungi jempol. Lewat akun instragram resmi The Malang Marathon, PT Galanesia selalu panitia penyelenggara acara ini minta maaf kepada peserta dan sponsor lantaran terjadi sejumlah masalah saat race ini digelar. Pihaknya juga sangat menyesal atas semua ketidaknyamanan yang dirasakan para peserta dan berjanji akan melakukan evaluasi. Tak lupa panitia juga minta maaf atas kejadian ini berharapa kejadian ini tetap tak memengaruhi hubungan relasi yang selama ini terjalin.
Apa yang dilakukan oleh PT Galanesia ini memang standar majemen modern ketika sebuah organisasi melakukan kesalahan, kecerobohan, kekeliruan yang merugikan pihak lain. Langkah-langkah standar yang harus diambil adalah sebagai berikut:
Identifikasi dan pengakuan kesalahan: Tahapan pertama adalah mengidentifikasi dan mengakui kesalahan yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Penting untuk secara jujur mengakui kesalahan tersebut tanpa mencari pembenaran atau menyalahkan pihak lain.
Evaluasi dampak: Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap dampak yang timbul akibat kesalahan tersebut. Identifikasi kerugian yang dialami oleh pihak yang bekerja sama dengan lembaga tersebut, baik secara finansial maupun non-finansial.
Permintaan maaf dan tanggung jawab: Lembaga tersebut harus dengan tulus meminta maaf kepada pihak yang terkena dampak kerugian. Selain itu, lembaga juga harus bersedia untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki situasi.
Perbaikan dan tindakan korektif: Setelah mengakui kesalahan dan meminta maaf, langkah selanjutnya adalah mengambil tindakan perbaikan dan korektif. Identifikasi penyebab akar dari kesalahan tersebut dan buatlah rencana tindakan untuk mencegah terulangnya kesalahan di masa depan.
Pemulihan kerjasama: Lembaga harus berkomitmen untuk memulihkan hubungan dengan pihak yang terkena dampak kerugian. Hal ini dapat dilakukan dengan berkomunikasi secara terbuka, memberikan klarifikasi, dan menunjukkan keinginan untuk memperbaiki kerjasama di masa mendatang.
Evaluasi dan pembelajaran: Setelah segala tindakan perbaikan dilakukan, lakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses yang telah dilakukan. Identifikasi pelajaran yang dapat dipetik dari kesalahan tersebut dan terapkan langkah-langkah untuk meningkatkan sistem, proses, atau kebijakan agar kesalahan serupa tidak terulang di masa depan.
Pencegahan: Terakhir, lembaga harus mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan untuk mencegah terulangnya kesalahan serupa. Ini melibatkan pengembangan kebijakan, prosedur, pelatihan karyawan, dan pengawasan yang lebih baik untuk meminimalkan risiko terjadi kesalahan atau kelalaian di masa mendatang.
Tahapan-tahapan ini membantu lembaga dalam mengakui kesalahan, memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan, membangun kembali hubungan kerjasama, dan mencegah terulangnya kesalahan di masa depan. Penting untuk diingat bahwa sikap transparansi, tanggung jawab, dan komitmen untuk memperbaiki kesalahan adalah kunci dalam menyikapi situasi semacam ini.
Sebagian tahapan sudah dilakukan oleh PT Galanesia atas kejadian tersebut. Namun yang sampai sekarang masih menjadi tanda tanya adalah bagaimana soal tanggung jawab kerugian yang dirasakan para peserta, baik materiil maupun non materiil.
Sebuah usul yang menarik datang dari akun @Vqbm_vicky*. Pelari ini mengusulkan kepada PT Galanesia selaku panitia untuk memberi konpensasi kepada seluruh peserta The Malang Marathon 2023 berupa slot gratis di acara berikutnya tahun depan dengan jaminan, pihak panitia ditantang untuk mengeksekusi The Malang Marathon 2024 ini lebih baik. Bila usulan ini diterima dan race depan terselenggara dengan baik, maka kepercayaan terhadap PT Galanesia dari para runnners akan pulih kembali.
Memang ini sulan yang berat, mengingat cost per pelari untuk sebuah race yang baik itu bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Tapi apa lah artinya biaya besar itu dibanding sebuah “kepercayaan” yang menjadi urat nadi dalam dunia bisnis maupun relasi personal.
Add comment