Netfit.id – Bagi Devin, penggiat turing sepeda, Endomondo menjadi motivator untuk tetap berolahraga, khususnya bersepeda. Ia menggunakan aplikasi ini sejak 2013. Banyak hal yang membuatnya kepincut dengan Endomondo. Mulai dari report hasil gowesan dia sampai challenge yang memacunya untuk meningkatkan performa olahraganya hingga masuk peringkat atas.

Pada 2013 itu memang tidak ada aplikasi dengan fitur selengkap Endomondo. “Makanya wajar kalau aplikasi ini diunduh hingga lebih dari 10 juta kali,” kata Devin.

Meski begitu, Devin merasakan kekesalan juga dengan Endomondo. “Kadang ketika terjadi lost signal GPS otomatis aplikasi terhenti dan saya harus mengulang dari awal lagi,” ujar Devin sembari membandingkan aplikasi Strava yang kemudian populer belakangan yang masih dapat dilanjutkan meski report aktivitas saat itu jadi kurang akurat.

Masalah kehilangan sinyal itu kabarnya bisa diatasi dengan berlangganan Endomondo “as a premium user”. Devin sendiri belum mencobanya karena sudah puas dengan mode gratis.

Sayangnya, per 31 Desember 2020 ini Devin tak hanya kerepotan soal kehilangan sinyal, namun kehilangan aplikasi itu untuk selamanya. Ya, per 31 Desember 2020, aplikasi Endomondo dihentikan pengoperasiannya oleh Under Armour.

Padahal, tak sedkit uang yang dibelanjakan Under Armour ketika mengambil alih Endomondo dari trio Mette Lykke, Christian Birk, dan Jakob Nordenhof Jønck asal Denmark. Endomondo didirikan pada 2007 dan dibeli UA pada 2015 dengan nilai AS$85 juta. Saat itu Endomondo sudah memiliki 20 juta pengguna.

Sejak pembelian itu, tak banyak perubahan yang dilakukan UA. Padahal pesaing mulai tumbuh. Salah satunya Strava, yang muncul dua tahun setelah Endomondo. Ketika Strava memperoleh popularitasnya, Endomondo justru seakan jalan di tempat.

Padahal tak sedikit yang menyukai Endomondo. Alasannya beragam. Mulai dari yang tersedia di banyak platform (iOS, Android, dan Windows), bisa dipairing dengan ANT+ dan HR strap serta live tracking di webnya, hingga soal “celeng” yang bisa membandingkan aktivitas lari, jalan kaki, kalori, jarak, dan KJ untuk semua aktivitas.

Crop anonymous woman in smart watch surfing internet on smartphone
Photo by Ketut Subiyanto on Pexels

Akan tetapi keputusan sudah bulat. Sebagai bentuk pertanggungjawaban UA, pengguna masih bisa menyelamatkan data-data aktivitas. Ada dua cara: memindahkan ke aplikasi MapMyRun yang masih dikelola UA, atau mengarsipkan data-data itu dan dikirim ke surel yang kita daftarkan.

Untuk pengguna Endomondo Premium dan memiliki masa berlangganan hingga lebih dari 31 Desember 2020, maka Endomondo akan melakukan proses pengembalian dana (refund) secara prorata berdasarkan sisa masa langganan.

Migrasi Endomondo ke MapMyRun

  1. Jika belum memiliki akun MapMyRun, lakukan proses registrasi di https://www.mapmyrun.com/auth/signup/ 
  2. Login ke website Endomondo.
  3. Dari menu Profil di kanan atas, pilih Settings.
  4. Di halaman Settings, dari menu sebelah kiri, pilih “Connect”.
  5. Klik tombol “Connect” di bawah logo MapMyFitness (bukan MapMyRun)
  6. Kita akan dibawa ke situs MapMyRun, lalu silakan lakukan login dan berikan otorisasi.
  7. Setelah terhubung, kita akan kembali ke halaman Endomondo.
  8. Aktifkan menu “Sync past workout” di bawah logo MapMyFitness.
  9. Proses migrasi akan dilakukan oleh kedua pihak dan memakan waktu hingga maksimal 48 jam.

(*) Proses migrasi harus dilakukan selambatnya pada 31 Maret 2021. Setelah tanggal tersebut, maka data Endomondo akan dihapus secara permanen.
(**) Tak semua data Endomondo bisa ditransfer ke MapMyRun. Berikut yang tak ikut tertransfer ke MapMyRun: Personal Bests, Training Plans, Profile information and account settings, Friends, Activity Feed posts, comments, and pictures, Challenges, Commitments.

Ekspor data Endomondo

  1. Login ke website Endomondo.
  2. Dari menu Profil di kanan atas, pilih Settings.
  3. Di halaman Settings, dari menu sebelah kiri, pilih “Account”.
  4. Cari menu “Get Started” di bagian “Export and Download Your Data”.
  5. Klik tombol “Create Archive”.
  6. Kita akan diminta untuk melakukan login sekali lagi.
  7. Sekali lagi, klik tombol “Create Archive”
  8. Permintaan ekspor arsip data akan diproses oleh Endomondo. Ketika arsip telah siap, kita akan mendapatkan surel untuk mengunduhnya.

Jika kita menggunakan aplikasi Endomondo di smartphone, maka ekspor data ada di menu Settings – Privacy Center – Download Your Information. Lalu pilih “Create Archive”. Nanti data-data akan dikirim ke email yang digunakan untuk registrasi ke Endomondo.

Nah, sambut Tahun Baru dengan mengucapkan selamat tinggal kepada Endomondo.

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

3 comments

Leave a Reply to Daukhan Permana Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • saya sejak bulan lalu mau login ke endomondo saja sudah tidak bisa.. reset password berkali kali sukses, tapi tetep nggak bisa login.. sedih sih telat info sehingga kemungkinan data hilang semua..

  • Sejak kenal sepeda di akhir 2013, hanya aplikasi Endomondo yg setia menemani.. berkat Endomondo lah, kegiatan rutin ber sepeda menjadi mengasyikan..! Dan fitur yg paling juara adalah live tracking nya.. Sayang Endomondo harus di suntik mati di akhir Desember 2020. Untungnya semua data workout di Endomondo bisa di download, dan sudah saya upload di Strava. Sekarang rutinitas gowes selalu ditemani 3 aplikasi sekaligus 🙂 Strava, RideWithGPS dan Relive..

Recent Comments